Tito Jadi Imam Salat Jumat Cermin Kecerdasan Mental dan IQ

Minggu, 19 Januari 2020 - 13:07 WIB
Tito Jadi Imam Salat Jumat Cermin Kecerdasan Mental dan IQ
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menjadi imam Salat Jumat di Masjid An-Nuur, Kantor Kemendagri, Jakarta, Jumat (17/1/2020). (Foto/SINDOnews/Ist)
A A A
JAKARTA - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menjadi imam Salat Jumat bagi aparatur sipil negara (ASN) dan pegawai lingkup Kemendagri di Masjid An-Nuur, Kantor Kemendagri, Jakarta, Jumat (17/1/2020).

Momen ini sempat disaksikan secara langsung oleh Sekretaris Eksekutif
Indonesian Bureaucracy and Service Watch (IBSW), Varhan Abdul Aziz. Ia mengaku kaget dengan peristiwa itu.

"Salat jumat lalu kebetulan saya sedang dekat Istana. Iseng pilih salat jumat di salah satu institusi nasional. Saya datang agak belakangan. Imamnya tidak kelihatan. Tapi kok sepertinya suaranya tidak asing," ujar Varhan, Minggu (19/1/2020).

"Salat jumat selesai, zikir dan kembali beraktivitas. Benar hati mengira. Tito Karnavian yang jadi imam," imbuh dia.

Varhan mengaku tercengang. Karena baru perdana ia menyaksikan secara langsung seorang menteri menjadi pemimpin ritual ibadah.

"Agak merinding rasanya. Karena baru pertama menyaksikan menteri langsung mengimami salat. Sebagai pemantau birokrasi, keluar masuk banyak kementerian, numpang salat dari satu gedung ke gedung lain sudah jadi langganan. Tapi hari ini ada satu penilaian yang spesial. Serius saya terkesan," tuturnya.

Varhan sontak teringat materi yang kerap diberikan motivator Ary Ginanjar Agustian. Bahwa kecerdasan manusia terbagi menjadi tiga yakni intelligence quotient (IQ), emotional quotient (EQ), dan spiritual quotient (SQ). Tito menurutnya seorang pemimpin yang memiliki paket lengkap kecerdasan tersebut.

"Secara IQ, dia tidak bisa dibilang kurang. Seorang profesor, track record-nya menjadi penguji disertasi doktoral sudah dijalaninya. Irjen (Komjen) Boy Rafli Amar pernah dikupas habis disertasinya dengan pembahasan yang detail dan sangat ilmiah. Seorang mantan Kapolri, jenderal yang profesor, dua puncak paripurna diraih, hatrick jadi menteri pula.

Posisinya yang menjadi Kapolri dengan meloncati beberapa angkatan seniornya di Akademi Kepolisian (Akpol), juga merupakan ajang pembuktian kecerdasan mental atau EQ yang juga dimiliki mantan Kapolda Metro Jaya itu.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.7382 seconds (0.1#10.140)