Rusia: AS Sengaja Membunuh Jenderal Iran untuk Kacaukan Timur Tengah

Sabtu, 18 Januari 2020 - 09:03 WIB
Rusia: AS Sengaja Membunuh Jenderal Iran untuk Kacaukan Timur Tengah
Para demonstran Iran saat protes menentang pembunuhan Mayor Jenderal Qassem Soleimani oleh serangan udara Amerika Serikat di Baghdad. Foto/WANA / Nazanin Tabatabaee via REUTERS
A A A
MOSKOW - Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan tindakan Amerika Serikat (AS) membunuh komandan Pasukan Quds Iran, Jenderal Qasem Soleimani, sengaja untuk mengacaukan keamanan dan menguncang situasi kawasan Timur Tengah.

"Kami melihat operasi AS terhadap komandan Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam, Soleimani, dan rombongannya sebagai tindakan sengaja yang bertujuan merusak keamanan dan stabilitas di kawasan itu, dilakukan di wilayah negara anggota PBB yang berdaulat tanpa sepengetahuannya," kata kementerian tersebut hari Jumat yang dikutip dari situs web Kementerian Luar Negeri Rusia, Sabtu (18/1/2020).

Pernyataan itu muncul setelah konferensi pers Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov untuk menyimpulkan hasil diplomasi Rusia pada 2019.

"Kami menyerukan semua pihak untuk menggunakan pengekangan (diri), mematuhi akal sehat, dan mengutamakan upaya diplomatik," lanjut kementerian itu.

Jenderal Soleimani dibunuh AS melalui serangan rudal Hellfire via drone MQ-9 Reaper di dekat Bandara Internasional Baghdad pada 3 Januari 2020. Iran membalas dengan menembakkan serentetan rudal balistik ke Pangkalan Udara Ain al-Asad dan Erbil di Irak yang digunakan militer Amerika.

Pentagon awalnya mengatakan tak ada korban jiwa maupun luka dalam serangan rudal-rudal Teheran. Namun, militer Amerika pada akhirnya mengakui ada 11 tentaranya yang diterbangkan dari Pangkalan Udara Ain al-Asad di Irak dan dirawat karena gejala gegar otak.

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memuji serangan rudal Teheran terhadap markas-markas militer AS di Irak, meski serangan itu tidak menimbulkan korban jiwa.

"Fakta bahwa Iran memiliki kekuatan untuk memberikan tamparan kepada kekuatan dunia menunjukkan tangan Tuhan," kata Khamenei.

"Lebih penting dan lebih besar dari serangan militer, itu merupakan pukulan bagi martabat dan kekaguman AS sebagai negara adidaya," sambung Khamenei.

Ketika Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran bersiap menghadapi kemungkinan serangan balik Amerika pada Rabu lalu, pasukan tersebut secara tak sengaja menembak jatuh sebuah pesawat komersial Ukraina yang lepas landas dari Bandara Internasional Imam Khomeini di Teheran. Sebanyak 176 orang di dalam pesawat tewas, yang sebagian besar merupakan warga Iran.

Khamenei menyebut insiden penembakan pesawat Ukraina itu sebagai "insiden pahit" yang membuat Iran sedih sekaligus membuat musuh-musuhnya senang.
(zys)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.6295 seconds (0.1#10.140)