Tren Kanker Anus Meningkat, Yuk! Kenali Penyakitnya

Jum'at, 17 Januari 2020 - 08:00 WIB
Tren Kanker Anus Meningkat, Yuk! Kenali Penyakitnya
Rata-rata diagnosis kanker anus adalah ketika seseorang berusia awal 60-an. Foto/Medicalnewstoday.com
A A A
JAKARTA - Memang kanker anus masih jarang terjadi, namun jumlah kasus barunya tercatat kian meningkat. Akan tetapi, sel ganas (kanker) bisa tumbuh di mana saja di dalam tubuh manusia, tak terkecuali anus.

Kanker anus merupakan kondisi di mana sel-sel ganas (kanker) terbentuk di jaringan anus. Kondisi ini berbeda dengan kanker kolorektal atau kanker usus besar.

Menurut American Cancer Society (ACS), kemungkinan ada sekitar 8.300 kasus baru pada 2019. Dari jumlah tersebut, 5.530 dialami oleh wanita dan 2.770 diidap pria. ACS memperkirakan sekitar 1.280 orang akan meninggal karena kanker anus, termasuk di antaranya 760 wanita dan 520 pria.

"Anus atau dubur tidak dipersiapkan untuk menerima masuknya benda asing dari luar. Anus berperan sebagai tempat lewat fases atau kotoran, sehingga anus bisa menjadi sumber infeksi," kata akademisi sekaligus praktisi klinis, Prof. Ari Fahrial Syam.

Berbagai faktor dapat meningkatkan risiko kanker anus. Namun, terinfeksi dengan dua jenis human papilloma virus (HPV) menjadi salah satu faktor penyebab terbesar, yakni 91% kasus. Kanker anus jarang terjadi sebelum usia 35 tahun. Rata-rata diagnosis adalah ketika seseorang berusia awal 60-an.

Namun, sekitar 1 dari 500 orang akan menderita kanker anus pada suatu waktu. Pada awalnya, kanker anus dapat menyerupai wasir. Karena itu, jika terjadi perubahan pada area anus, Prof. Ari menyarankan untuk segera mengunjungi dokter. Pasalnya, diagnosis lebih dini dapat menyelamatkan pasien.

Sementara itu, gejala umum kanker anus meliputi perdarahan dari dubur, gatal di sekitar dubur, rasa sakit atau perasaan penuh di sekitar anus, benjolan yang mungkin menyerupai wasir, perubahan buang air besar, tinja kecil, keluarnya cairan dari anus, hingga pembengkakan kelenjar getah bening di pangkal paha atau daerah anus.

Beberapa gejala ini juga bisa disebabkan oleh wasir, kutil anus, atau robeknya anus. Namun, seseorang harus mengunjungi dokter jika perubahan ini terjadi untuk menyingkirkan kanker. Ada pun kanker anus berkembang ketika sel tumbuh secara tidak terkendali dan membentuk tumor. Dua jenis kanker dapat terbentuk di anus, tergantung di mana kanker dimulai.

Sedangkan faktor risiko kanker anus termasuk HPV, kanker lain, HIV, pengurangan imunitas, aktivitas seksual, seks, umur, dan merokok.

"Kanker anus sering terjadi karena adanya kekerasan seksual. Kondisi luka tersebut memudahkan tertularnya berbagai infeksi dari partner yang melakukan seks anal. Risiko terjadi luka akan bertambah banyak."
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1204 seconds (0.1#10.140)