DPRD Sumut Tuding Gubernur Tak Punya Konsep Atasi Kematian Babi

Rabu, 15 Januari 2020 - 12:00 WIB
DPRD Sumut Tuding Gubernur Tak Punya Konsep Atasi Kematian Babi
DPRD Sumut Tuding Gubernur Tak Punya Konsep Atasi Kematian Babi. SINDOnews/Ricky Fernando Hutapea
A A A
SIMALUNGUN - Ketua Fraksi PDIP DPRD Sumatera Utara, Mangapul Purba, menuding Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi tidak punya konsep yang jelas menangani kasus kematian babi akibat virus hog cholera atau virus African Swine Fever (ASF). Penyakit tersebut telah menyebabkan ribuan ternak babi mati .

Mangapul yang berasal dari daerah pemilihan Pematangsiantar-Simalungun,kepada Sindonews.com, Rabu (15/1/2020) mengatakan, rencana pemerintah provinsi untuk memusnahkan babi yang terserang virus dengan alasan memutus mata rantai penyebaran virus juga tidak mengkaji dampak sosial bagi peternak.

"Saya menilai Gubernur tidak punya konsep yang jelas menangani virus yang menyebabkan kematian ribuan babi di Sumatera Utara," ujar Mangapul.

Sejauh ini politisi PDIP itu belum melihat adanya aksi nyata yang dilakukan Pemprov Sumut dalam mengatasi virus hog cholera atau ASF untuk membantu peternak mengalami kerugian besar. Namun, Gubernur tiba-tiba saja mewacanakan pemusnahan babi yang terserang virus.

Sebaiknya jika memang harus dimusnahkan kata Mangapul,dikaji dampak sosial terhadap peternak dan upaya apa yang harus dilakukan pemerintah daerah. Hal ini sebagai upaya membantu masyarakat peternak babi terkait kerugian yang timbul jika pemerintah harus melakukan pemusnahan.

Salah seorang peternak babi di kecamatan Siantar, kabupaten Simalungun, S Sinaga berharap pemerintah secepatnya mengatasi virus hog cholera yang sudah merugikan peternak.

"Peternak hanya bisa berharap virus hog cholera secepatnya bisa diatasi sehingga peternak tidak kehilangan sumber penghidupan keluarga," sebut Sinaga.

Sebelumnya Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Peternakan dan Perikanan Pemkab Simalungun,Pardomuan Sijabat mengatakan pihaknya terus berupaya mengatasi penyebaran virus hog cholera atau ASF dengan melakukan aksi gempur disinfektan sejak beberapa bulan lalu,dan rutin memonitoring kondisi ternak babi warga.

"Upaya tetap dilakukan mencegah penyebaran virus dengan melakukan gempur disinfektan, dan monitoring kondisi ternak babi warga," tandas Pardomuan.
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8746 seconds (0.1#10.140)