Pesanggrahan Bung Karno, Jejak Tokoh Penting Indonesia di Kawasan Danau Toba

Kamis, 25 April 2019 - 10:43 WIB
Pesanggrahan Bung Karno, Jejak Tokoh Penting Indonesia di Kawasan Danau Toba
Suasana pesanggrahan Bung Karno di Simalungun, Sumut. Foto/SINDOnews/Ricky Hutapea
A A A
SIMALUNGUN - Kawasan Danau Toba yang mengelilingi 7 kabupaten di Provinsi Sumatera Utara,saat ini merupakan salah satu destinasi pariwisata nasional,yang memiliki banyak tempat menarik untuk dikunjungi.

Salah satu tempat yang banyak dikunjungi wisatawan bila ke Danau Toba, khususnya kota turis Parapat,di Kecamatan Girsang Sipanganbolon,Kabupaten Simalungun adalah pesanggaran Bung Karno yang menjadi tempat pengasingannya dari 4 Januari 1949 hingga 9 April 1949.

Bangunan bergaya arsitektur klasik berlantai dua yang dibangun Belanda tahun 1927 ini sebagai vila atau tempat menginap para mandor perkebunan jika berkunjung ke Parapat merupakan saksi bisu. Proklamator sekaligus Presiden pertama RI Soekarno pernah tinggal di kawasan itu pada tahun 1948.

Rumah yang sudah beberapa kali mengalami renovasi pada beberapa bagian bangunannya itu masih dipertahankan dengan aslinya saat pertama kali dibangun,seperti dinding rumah yang masih didominasi oleh kayu jati Sumatera.

Dinding jati dihiasi foto-foto Soekarno, Sjahrir, dan Agoes Salim semasa pengasingan mereka di rumah tersebut. Saat berkeliling masih banyak interior tertata rapi, meski beberapa furnitur atau perabotan sudah banyak diganti karena dimakan usia.
Saat ini sejumlah barang yang pernah dipakai Presiden Soekarno masih terawat baik mulai dari kursi ukir, koleksi buku-buku serta tempat tidur dan beberapa barang lainnya.

Menurut Sekretaris Camat Girsang Sipangan Bolon Ferry Doni Sinaga di Pesanggrahan Soekarno di Parapat, terdapat foto-foto kenangan yang membuktikan keberadaan Soekarno pernah tinggal di kawasan Danau Toba.

“Foto-foto yang masih ada di pesanggarahan merupakan kenang-kenangan yang membuktikan Presiden Soekarno pernah tinggal di sini (Parapat atau kawasan Danau Toba),” tuturnya.

Dari lantai dua pesanggrahan ada sebuah balkon yang dijadikan tempat untuk menikmati pemandangan atau panorama keindahan Danau Toba sambil menghirup udara segar. Menurut masyarakat sekitar, tak banyak yang tahu keberadaan Presiden Soekarno dan sejumlah tokoh penting di Indonesia saat diasingkan di Parapat. Karena keberadaannya sangat dirahasikan oleh pemerintah Belanda saat itu.

Para tokoh penting yang ikut diasingkan bersama Presiden Soekarno di Parapat diantaranya H Agus Salim dan Sjahrir. Mereka tidak bebas selama menjalani pengasingan karena mendapat pengawasan ketat dari tentara pemerintahan Belanda.

Sayangnya meski pesanggarahan Bung Karno di Parapat merupakan saksi sejarah dan menjadi jejak para tokoh penting di Indonesia, namun tempat itu belum dijadikan museum oleh pemerintah provinsi Sumatera Utara. Saat ini keberadaannya hanya dijadikan sebagai tempat menginap bagi pejabat-pejabat penting yang berkunjung ke kota turis itu. Pemkab Simalungun pernah mengusulkan agar pengelolaan pesanggarahan Bung Karno diserahkan ke pemerintah daerah sehingga bisa dijadikan tempat wisata bersejarah.

Kepala Dinas Pariwisata Pemkab Simalungun Pahala R Sinaga mengatakan,pemerintah daerah siap mengelola pesanggrahan Bung Karno bila diserahkan pengelolaannya kepada Pemkab Simalungun. “Pemkab Simalungun siap mengelola pesanggrahan Bung Karno di Parapat menjadi tempat wisata bersejarah dan bukan dijadikan tempat penginapan. Sangat sayang jika dijadikan tempat penginapan karena bisa merusak barang-barang peninggalan yang ada di rumah itu,” kata Pahala.

Pahala menambahkan, jika diserahkan kepada Pemkab Simalungun, pesanggaran Bung Karno akan dijadikan sebagai salah satu tempat kunjungan wisata utama di Parapat, dan biaya pemeliharaannya akan dialokasikan di APBD setiap tahunnya.

Potensi Penting Dukung Pariwisata di Parapat

Tokoh masyarakat Kota Parapat yang juga anggota DPRD Simalungun Mansur Purba berharap, pesanggrahan Bung Karno bisa menjadi potensi penting untuk mendukung Danau Toba sebagai destinasi pariwisata utama di Indonesia. Menurutnya, sebagai salah satu potensi penting mendukung pariwisata di Parapat, pesanggrahan Bung Karno harus ditata lebih baik. Misalnya, kata dia, diberikan penyediaan fasilitas umum bagi pengunjung, disiapkan tempat-tempat untuk menikmati panorama Danau Toba dari atas pesanggrahan.

“ Pesanggrahan Bung Karno menurut saya merupakan salah satu potensi penting yang harus dimanfaatkan dengan baik sebagai daya tarik wisatawan yang berkunjung ke Parapat tanpa menghilangkan nilai sejarahnya,” ujar Mansur.

Mansur berharap, Pemprov Sumut menyerahkan pengelolaan pesanggrahan Bung Karno kepada Pemkab Simalungun sehingga bisa dijadikan aset pemerintah daerah untuk pembangunan pariwisata di Parapat. “ Pemkab Simalungun selama ini tidak bisa mengalokasikan anggaran untuk perawatan atau pengembangan pesanggrahan Bung Karno di APBD karena merupakan aset Pemprov Sumut. Padahal banyak pihak yang menyalahkan pemerintah daerah karena tidak maksimal mengelolanya selama ini,” sebut Mansur.

Mansur menyakini Pesanggrahan Bung Karno bisa menjadi salah satu tujuan wisata yang diminati wisatawan nusantara dan mancanegara.Apalagi perhatian besar Presiden Jokowi terhadap pengembangan kawasan Danau Toba menjadi salah satu destinasi pariwisata nasional.
(boy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.7903 seconds (0.1#10.140)