Menhub : Jalur Layang Kereta Api KNIA - Medan akan Diteruskan ke Binjai

Minggu, 05 Januari 2020 - 06:08 WIB
Menhub : Jalur Layang Kereta Api KNIA - Medan akan Diteruskan ke Binjai
Menhub RI, Budi Karya Sumadi saat melakukan kunker ke Medan, Sumatera Utara. Menhub meninjau Bandara Internasional Kualanamu (KNIA) lalu meninjau jalur layang Kereta Api (KA) lintas Stasiun KA Bandara Kualanamu ke Stasiun Besar KA Medan. (Foto/istimewa)
A A A
MEDAN - Menteri Perhubungan (Menhub) RI, Budi Karya Sumadi melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Medan, Sumatera Utara. Menhub meninjau Bandara Internasional Kualanamu (KNIA) lalu meninjau jalur layang Kereta Api (KA) lintas Stasiun KA Bandara Kualanamu ke Stasiun Besar KA Medan.

Budi Karya Sumadi menyambut baik dengan adanya pertemuan ini karena akan menghasilkan suatu masukan untuk kemajuan jalur layang kereta api. Selain itu , Budi Karya juga mengucapkan selamat untuk Kota Medan yang telah memiliki jalur layang ini, rencananya jalur layang ini akan diteruskan hingga ke Binjai.

"Kota Medan menjadi prioritas terhadap pembangunan jalur layang ini. Untuk itu saya ingin jalur ini dapat dimanfaatkan dengan maksimal," terangnya saat acara diskusi pembangunan Jalan Layang Kereta Api Lintas Kualanamu - Medan di Stasiun Kereta Api Medan, Sabtu (4/1/2020).

Menhub pun memberikan apresiasi atas terealisasinya jalan layang ini. "Ada kereta layang sepanjang 10 Km, ini anugerah luar biasa dan ini menjadi backbone (tulang punggung) lalu lintas, ini menjadi suatu sarana utama, dimana perjalanan antar moda bisa dilakukan di stasiun," ungkapnya.

Menhub juga menyampaikan akan menginventarisasi kembali aset kereta api, terkait permintaan pengaktifan kembali jalur kereta api. "Kami juga menginginkan Jalan Layang Kereta Api itu bisa diteruskan hingga Binjai, kalau bisa pun nanti bapak Presiden yang meresmikan, namun untuk itu akan kita pelajari lebih lanjut, termasuk ide pengaktifkan kembali jalur ke Delitua dan Pancurbatu," tutur Budi.

Wakil Gubernur (Wagub) Sumut, Musa Rajekshah mengapresiasi pengoperasian jalan layang untuk kereta api yang diyakini mampu mendorong percepatan pembangunan di Sumut.

"Kita juga punya rencana untuk membangun LRT dan BRT Mebidangro, dalam rangka mendukung kawasan strategis nasional (KSN) Mebidangro, yang juga sebagai salah satu infrastruktur pendukung dalam pelaksanaan PON 2024 di Sumut. Kemudian juga ada pembangunan jalur kereta api Siantar-Parapat, dalam rangka pengembangan kawasan Danau Toba, dan juga kami mengharapkan reaktivasi pengoperasian kereta api penumpang lintas Medan-Belawan, sebagai angkutan kereta api perintis, dalam rangka mendukung konektivitas antar moda kereta api," sebutnya.

Untuk diketahui, jalan layang kereta api Medan-Kualanamu ini sudah beroperasi sejak Desember 2019, jalur ini mampu mengurangi waktu tempuh antara Medan-Kualanamu semula 35-45 menit, sekarang menjadi 28 menit. Selain itu juga dilakukan penambahan frekuensi KA Bandara yang semula 42 KA/hari menjadi 50 KA/hari. Pendanaan yang digunakan untuk pembangunan Jalan Layang Kereta Api Medan-Kualanamu mencapai Rp2,86 Triliun.

Plt Wali Kota Medan, Akhyar Nasution mengatakan jalan layang kereta api yang menghubungkan Kualanamu dengan Medan telah mulai dioperasikan pada 1 Desember 2019 lalu. Hal ini tentu menjadi kabar baik bagi warga Kota Medan yang ingin bepergian menggunakan kereta api ke Kualanamu. Ini juga menjadi kabar baik bagi para pengguna kendaraan bermotor, karena perjalanan akan lebih lancar karena kereta api Kualanamu telah berjalan di atas mereka di jalur jalan layang.

"Dengan jalan layang kereta api ini, maka potensi keterlambatan akibat kecelakaan jalan raya maupun karena bencana alam seperti banjir, Insha Allah akan bisa lebih diminimalisir. Dengan demikian, maka kereta api bandara akan bisa senantiasa menjaga ketepatan waktu keberangkatan dan kedatangan kereta api sesuai jadwal yang telah dirilis," ujar Akhyar.

Dengan beroperasinya jalur layang ini, lanjut Akhyar, maka akan banyak keuntungan dan peningkatan pelayanan jasa angkutan kereta api tujuan bandara. Salah satu keuntungan yang sangat terlihat adalah waktu tempuh yang lebih singkat dari sebelumnya yang mencapai 30 sampai 45 menit, berkurang menjadi hanya 28 menit.

Selain itu, tambah Akhyar, jalur layang ini juga bisa mengurangi adanya penggunaan pintu-pintu perlintasan sehingga dapat mengurangi kemacetan di jalan raya. Apalagi data menunjukkan bahwa pertumbuhan panjang ruas jalan di kota medan tumbuh tidak sebanding dengan pertambahan jumlah kendaraan bermotor yang sangat cepat dan massif.

"Kehadiran jalur layang kereta api ini tentu kami sambut dengan gembira. Apalagi kereta api ke bandara, Medan Kualanamu adalah pelopornya di tanah air, sehingga ini bisa kembali menjadi contoh bagi daerah lain di kemudian hari," tambah Akhyar.
(zys)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.8205 seconds (0.1#10.140)