Pakai Trilogi Maritim, Pelindo II Yakin Biaya Logistik Turun 18,7 Persen

Jum'at, 17 Mei 2019 - 07:50 WIB
Pakai Trilogi Maritim, Pelindo II Yakin Biaya Logistik Turun 18,7 Persen
Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia II (Persero)/IPC Elvyn G. Masassya bersama jajaran direksi saat acara buka puasa bersama di Jakarta, Kamis, 16 Mei 2019. Foto/SINDOnews/Vitrianda.
A A A
JAKARTA - Implementasi Trilogi Maritim atau jaringan pelabuhan yang terintegrasi akan berdampak besar pada transportasi laut.

Nah, konsep diyakini PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC dapat menekan 18,7 persen biaya logistik pada 2022 mendatang.

Keyakinan ini disampaikan Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia II (Persero)/IPC Elvyn G. Masassya saat acara buka puasa bersama wartawan di Hotel Doubletree, Jakarta Pusat, Kamis, 16 Mei 2019.

Dia mengatakan kehadiran Trilogi Maritim ini sejalan dengan rencana pemerintah untuk menurunkan biaya logistik sebesar 4,9 persen dalam tiga tahun ke depan. Beragam hambatan lainnya yang bisa dihadapi seperti belum optimalnya jaringan pelayaran, belum adanya standarisasi pelabuhan, serta masih tingginya inefisiensi transportasi darat.

Pada 2018 diketahui biaya logistik nasional sebesar 23,6 persen dari total produk domestik bruto. Lewat Trilogi Maritim inilah biaya logistik turun menjadi 18,7 persen pada 2022.

Konsep Trilogi Maritim mencakup tiga pilar yaitu standarisasi pelabuhan, aliansi pelayaran dan industri yang terakses baik dengan pelabuhan. Dalam hal standarisasi pelabuhan kualitas telah dibenahi baik fisik maupun teknologi yang digunakan.

“Sejak 2016 kami melakukan standarisasi pelabuhan dengan menitikberatkan pengembangan fisik serta digitalisasi, sehingga layanan dan operasional lebih cepat dan mudah. IPC terus melakukan transformasi untuk menjadi trade facilitator,” ujarnya.

Elvyn menyinggung kesiapan Pelabuhan Tanjung Priok menjadi pelabuhan hub terbesar di Asia Tenggara. IPC saat ini telah membuka layanan pelayaran langsung atau direct call services ke Amerika, Eropa, Australia dan Intra Asia.

"IPC terus mengembangkan layanan direct call dari Tanjung Priok, dan yang terbaru adalah melalui penguatan kerja sama dengan Pelabuhan Ningbo, Tiongkok, akhir April lalu," ungkapnya.

Dengan layanan direct call ekspor atau impor tak perlu lagi mampir ke Singapura yang membuat biaya jasa kemudian bisa terpangkas.

“Tanpa transhipment di Singapura, biaya jasa kepelabuhanan dan jasa tambang atau freight cost terpangkas hingga 40 persen,” tuturnya.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.5180 seconds (0.1#10.140)