Terlibat Pembantaian Muslim Bosnia, Pemberian Nobel Peter Handke Diprotes Dunia

Minggu, 29 Desember 2019 - 09:31 WIB
Terlibat Pembantaian Muslim Bosnia, Pemberian Nobel Peter Handke Diprotes Dunia
Tokoh kontroversial Peter Handke penerima penghargaan Nobel. FOTO/BBC.co.uk
A A A
WINA - Pemberian Nobel kepada Peter Handke ternyata memancing kontoversi banyak pihak dan menolak keputusan untuk memberikan penghargaan Nobel bidang literatur kepada pria asal Austria tersebut.

Penolakan didasari oleh sikap Handke dalam mendukung mantan pemimpin Serbia, Slobodan Milosevic, yang merupakan sosok di balik pembantaian kaum Muslim Bosnia. Bukan hanya itu, Handke juga percaya bahwa Muslim Bosnia tidak dibunuh oleh pasukan Milosevic, tetapi melakukan bunuh diri massal.

Mantan Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB, Samantha Power adalah salah satu pihak yang menolak pemberian Nobel pada Handke. Power mengatakan, dia adalah saksi hidup dari perang Bosnia dan menegaskan apa yang dinyatakan Handke semuanya salah.

"Pada 14 Juli 19915, saya mengirimkan cerita kepada Boston Globe dari Sarajevo yang berisi laporan awal pembantaian di Srebrenica. Dunia akan segera mengetahui tingkat genosida yang dilakukan oleh tentara Serbia Bosnia, yang membunuh 8.000 pria dan anak laki-laki Muslim. Fakta tak terbantahkan," ucapnya.

Christiane Amanpour juga turut memprotes pemberian Nobel kepada Handke, dengan alasan yang sama dengan Power. "Saya ada di sana (Sarajevo), Kami tahu siapa yang bersalah," ucapnya.

Kecaman juga datang dari Presiden Turki, Tayyip Erdogan. Erdogan mengatakan, pemberian Nobel kepada Handke hanya akan mendorong musuh-musuh Islam dan kemanusiaan dalam melakukan aksinya.

"Ini memalukan dan memalukan untuk menghadiahkan seseorang yang membela dan memuji seorang pembunuh yang menumpahkan darah puluhan ribu Muslim," kata Erdogan dalam sebuah pernyataan.

Sementara itu, Christina Doctare, seorang jurnalis Swedia mengembalikan penghargaan Nobel yang dia terima tahun 1988 lalu, sebagai bentuk protes atas pemberikan Nobel pada Handke.

"Saya bangga dengan Akademi Swedia, tetapi yang saya rasakan sekarang adalah rasa malu dan bersalah," katanya, saat berbicara dalam aksi demonstrasi saat pemberian Nobel kepada Handke di Stockholm.
(zys)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.5402 seconds (0.1#10.140)