Banyak Mengeluh, Seorang Kakek di Jepang Diamankan Polisi

Minggu, 29 Desember 2019 - 09:37 WIB
Banyak Mengeluh, Seorang Kakek di Jepang Diamankan Polisi
Akitoshi Okamoto, seorang manula di Jepang yang diamankan polisi karena menelepon layanan konsumen hingga 24 ribu kali. FOTO/elconfidencial.com
A A A
TOKYO - Kepolisian di Jepang menangkap seorang kakek berusia 71 tahun karena terlalu banyak mengeluh. Dia menelepon layanan konsumen perusahaan komunikasi sebanyak 24 ribu kali untuk menyampaikan keluhan dan bertanya berbagai hal.

Menurut laporan Japan Today, Akitoshi Okamoto dari Kasukabe sedang diselidiki karena diduga mengganggu staf perusahaan telekomunikasi KDDI dengan lusinan panggilan setiap harinya. Panggilan telepon itu ia lakukan selama kurun waktu dua tahun terakhir.

Menurut perusahaan itu, Okamoto kesal karena teleponnya tidak dapat menerima siaran radio. Ia pun lalu menelepon berkali-kali untuk melampiaskan kekesalannya.

Awalnya, KDDI enggan mengajukan tuntutan terhadap pelanggan yang membayar. Tetapi, intensitas panggilannya menjadi terlalu besar untuk diabaikan, sehingga sulit untuk memberikan layanan kepada pelanggan lain.

Titik kritis terjadi satu bulan sebelum penangkapan, ketika Okamoto menelepon mereka 411 kali dalam kurun satu pekan untuk menuntut KDDI meminta maaf karena melanggar kontrak mereka.

Investigasi polisi masih berlangsung, tetapi pihak kepolisian mengatakan bahwa menurut data KDDI, Okamoto telah melayangkan panggilan telepon sebanyak puluhan ribu kali sejak menjadi pelanggan perusahaan. Saat diperiksa polisi, Okamoto mengaku bahwa dia adalah korban dalam situasi ini.

Okamoto dapat dituntut berdasarkan undang-undang "obstruksi bisnis" Jepang, yang memungkinkan hukuman pidana dijatuhkan terhadap individu yang membuat perusahaan tidak mungkin melakukan operasi normal mereka.

Jepang adalah negara dengan populasi dengan rentang usia tertua di dunia, di mana menurut survei tahun 2018, 28,4 persen masyarakat negara itu terdiri dari individu-individu di atas usia 65 tahun.

Populasi yang menua itu menghadirkan tantangan bagi negara tersebut, yang meminta warga negara untuk tetap bekerja hingga 70 tahun dan mengimpor tenaga kerja asing untuk menebus kekurangan kebutuhan kaum profesional. Selain itu, perusahaan mengejar solusi teknologi, termasuk memanfaatkan robot dan kecerdasan buatan untuk membantu perawatan lansia.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.0448 seconds (0.1#10.140)