Penyebab Anak Mudah Marah, Salah Satunya Faktor Orang Tua
A
A
A
JAKARTA - Anak adalah peniru yang hebat. Pun demikian perilaku orang tua sering kali tanpa disadari selalu diamati anak untuk kemudian ditirukan. Entah itu saat marah, senang, maupun yang lainnya. Berikut penyebab anak mudah marah:
1. Ketika anak sedang meniru perilaku dari kedua orang tuanya
Begitu juga ketika orang tua sedang marah di hadapan buah hatinya, anak akan mudah sekali mengingat bagaimana ketika orang tuanya sedang marah. Perilaku orang tua yang sering kali marah ini, dapat ditiru oleh buah hatinya yang dapat menyebabkan mereka mudah marah atau mengamuk.
2. Keinginan sang buah hati tidak dapat dituruti oleh orang tua
Marah dan mengamuk merupakan salah satu cara yang efektif agar keinginan mereka bisa dipenuhi oleh orang tuanya. Para orang tua harus bijaksana menanggapi sikap anak yang demikian. Jika orang tua selalu menuruti keinginan anak agar dia berhenti menangis dan mengamuk, maka ini akan menjadi sebuah kebiasaan sebagai perwujudan agar keinginannya dituruti oleh orang tuanya.
3. Rasa ingin tahu yang tidak terjawab
Masa kanak-kanak adalah masa dimana rasa ingin tahu anak berkembang dengan pesat. Bahkan rasa ingin tahu tersebut bisa menjadi penyebab anak sering marah dan mengamuk. Rasa ingin tahu anak tentang segala sesuatu yang tidak di jawab oleh orang tua akan menimbulkan kekecewaan pada diri Anak yang berujung pada kemarahan.
Cara mengurangi dampak negatif amarah anak
1. Mendengarkan dan Observasi
Orang tua diharapkan untuk mengamati penyebab apa yang membuat buah hatinya mudah marah serta mendengarkan mereka tentang apa yang menjadi penyebab anak mudah marah.
2. Role Model
Manusia bisa mengatur tingkah lakunya agar terpengaruh lingkungan atau tidak terpengaruh lingkungan. Anak termasuk belajar melalui observasi. Anak cenderung meniru 100% apa yang dia lihat. Penyebab anak meniru role-model secara total adalah anak lebih melakukan apa yang dia lihat dari pada apa yang dia dengar karena perkembangan kognitif pada anak usia dini masih belum sempurna. Maka dari itu, orang tua diharapkan memberikan contoh perilaku baik agar anak dapat mencontohnya.
3. Reward dan Punishment
Berikan reward ketika anak melakukan perilaku yang dikehendaki atau pusnishment ketika anak melakukan hal yang sebaliknya. Pemberian reward atau konsekuensi positif setelah anak melakukan sesuatu yang dikehendaki maka perilaku anak tersebut cenderung diulang. Dan jika anak diberi punishment atau konsekuensi negatif terhadap apa yang diperbuatnya, maka perilaku tersebut cenderung ditinggalkan.
1. Ketika anak sedang meniru perilaku dari kedua orang tuanya
Begitu juga ketika orang tua sedang marah di hadapan buah hatinya, anak akan mudah sekali mengingat bagaimana ketika orang tuanya sedang marah. Perilaku orang tua yang sering kali marah ini, dapat ditiru oleh buah hatinya yang dapat menyebabkan mereka mudah marah atau mengamuk.
2. Keinginan sang buah hati tidak dapat dituruti oleh orang tua
Marah dan mengamuk merupakan salah satu cara yang efektif agar keinginan mereka bisa dipenuhi oleh orang tuanya. Para orang tua harus bijaksana menanggapi sikap anak yang demikian. Jika orang tua selalu menuruti keinginan anak agar dia berhenti menangis dan mengamuk, maka ini akan menjadi sebuah kebiasaan sebagai perwujudan agar keinginannya dituruti oleh orang tuanya.
3. Rasa ingin tahu yang tidak terjawab
Masa kanak-kanak adalah masa dimana rasa ingin tahu anak berkembang dengan pesat. Bahkan rasa ingin tahu tersebut bisa menjadi penyebab anak sering marah dan mengamuk. Rasa ingin tahu anak tentang segala sesuatu yang tidak di jawab oleh orang tua akan menimbulkan kekecewaan pada diri Anak yang berujung pada kemarahan.
Cara mengurangi dampak negatif amarah anak
1. Mendengarkan dan Observasi
Orang tua diharapkan untuk mengamati penyebab apa yang membuat buah hatinya mudah marah serta mendengarkan mereka tentang apa yang menjadi penyebab anak mudah marah.
2. Role Model
Manusia bisa mengatur tingkah lakunya agar terpengaruh lingkungan atau tidak terpengaruh lingkungan. Anak termasuk belajar melalui observasi. Anak cenderung meniru 100% apa yang dia lihat. Penyebab anak meniru role-model secara total adalah anak lebih melakukan apa yang dia lihat dari pada apa yang dia dengar karena perkembangan kognitif pada anak usia dini masih belum sempurna. Maka dari itu, orang tua diharapkan memberikan contoh perilaku baik agar anak dapat mencontohnya.
3. Reward dan Punishment
Berikan reward ketika anak melakukan perilaku yang dikehendaki atau pusnishment ketika anak melakukan hal yang sebaliknya. Pemberian reward atau konsekuensi positif setelah anak melakukan sesuatu yang dikehendaki maka perilaku anak tersebut cenderung diulang. Dan jika anak diberi punishment atau konsekuensi negatif terhadap apa yang diperbuatnya, maka perilaku tersebut cenderung ditinggalkan.
(zys)