AS-Iran Bersitegang, Harga Minyak Mentah Terus Tinggi

Kamis, 16 Mei 2019 - 12:31 WIB
AS-Iran Bersitegang, Harga Minyak Mentah Terus Tinggi
Harga minyak mentah naik dalam tiga hari berturut-turut seiring meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. Foto/Ilustrasi
A A A
TOKYO - Harga minyak mentah global kembali tinggi pada perdagangan hari ini untuk sesi ketiga berturut-turut, akibat risiko konflik di Timur Tengah yang memicu kekhawatiran terjadinya gangguan pasokan.

Minyak mentah berjangka Brent tercatat berada di harga USD72,16 per barel, naik USD39 sen, atau 0,5%, dari penutupan terakhirnya. Sehari sebelumnya, Brent pun ditutup naik 0,7%.

Selanjutnya, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS berada di USD62,41 per barel, juga naik USD39 sen, atau 0,6%, dari penutupan sehari sebelumnya. Harga WTI juga ditutup naik 0,4% di sesi terakhir.

Analis mengatakan, harga minyak terdorong naik seiring meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. Sebagai informasi, staf AS dari kedutaan Amerika di Baghdad pada hari Rabu (15/5) dievakuasi dengan menggunakan helikopter karena kekhawatiran yang jelas tentang ancaman yang dirasakan dari Iran.

Sementara itu, naiknya persediaan minyak mentah AS semalam cukup membantu untuk membatasi kenaikan harga. Demikian juga ketidakpastian tentang apakah Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen lain akan mempertahankan pemotongan pasokan pada paruh kedua ini.

Diketahui, OPEC sebelumnya menyatakan bahwa organisasi tersebut memperkirakan permintaan dunia akan minyaknya akan lebih tinggi dari yang diperkirakan pada tahun ini.

"Meskipun gangguan sisi penawaran tetap mendukung harga minyak, OPEC belum merilis pernyataan indikatif tentang rencana pasokan," ujar Benjamin Lu, analis komoditas di Phillip Futures di Singapura, seperti dikutip Reuters, Kamis (16/5/2019).

Terpangkasnya pasokan dari Iran dan Venezuela akibat sanksi AS, telah memperdalam dampak pembatasan produksi yang dipimpin OPEC. Kelompok produsen OPEC + yang meliputi Rusia, akan bertemu bulan depan untuk meninjau apakah akan mempertahankan pakta pemangkasan produksi setelah Juni.
(boy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8312 seconds (0.1#10.140)