Donald Trump: Ramadhan Waktunya Harapan, Toleransi dan Kedamaian

Selasa, 14 Mei 2019 - 22:31 WIB
Donald Trump: Ramadhan Waktunya Harapan, Toleransi dan Kedamaian
Presiden AS Donald Trump berbuka puasa dan makan malam bersama para duta besar serta anggota korps diplomatik negara-negara Muslim. Foto/Istimewa
A A A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat Donald Trump merayakan bulan Ramadhan pada Senin (13/5/2019) malam waktu setempat.

Dalam kesempatan itu, ia menyatakan bahwa Ramadhan adalah waktu bagi semua orang bergabung dalam mengejar harapan, toleransi dan perdamaian.

Trump mengadakan acara berbuka puasa dan makan malam dengan para duta besar serta anggota korps diplomatik yang mewakili negara-negara mayoritas Muslim. Kegiatan ini telah rutin diadakan di Gedung Putih sejak pemerintahan Presiden Bill Clinton sebagai bentuk merangkul dunia Muslim.

Trump mengatakan baru-baru ini merupakan periode yang sulit bagi orang-orang dari semua agama. Dia mengutip serangan terhadap Muslim di Selandia Baru, Kristen di Sri Lanka dan Yahudi di California dan Pittsburgh.

"Dalam kenangan terhadap mereka, kami memutuskan untuk mengalahkan kejahatan terorisme dan persekusi agama sehingga semua orang dapat beribadah tanpa rasa takut, berdoa tanpa bahaya dan hidup dengan iman yang mengalir dari hati mereka," katanya seperti dikutip dari Fox News, Selasa (14/5/2019).

Sebelumnya Trump setelah mengkritik salah satu dari dua perempuan Muslim anggota Kongres, Rashida Tlaib dari Michigan. Tlaib dalam sebuah pernyataan menyebut orang-orang Yahudi pindah ke Palestina setelah Holocaust.

"Dia jelas memiliki kebencian yang luar biasa terhadap Israel dan orang-orang Yahudi. Dapatkah Anda bayangkan apa yang akan terjadi jika saya pernah mengatakan apa yang dia bilang, dan katakan?" cuit Trump.

Partai Republik memanfaatkan penggunaan kata-kata "perasaan menenangkan" ketika dia berpikir tentang "tragedi Holocaust," penderitaan leluhurnya di Palestina dan negara Israel.

Pernyataan itu langsung memicu pertarungan di dunia maya, dengan Partai Republik salah menggambarkan kata-kata Tlaib sebagai mencerminkan perasaannya tentang genosida yang menelan jutaan jiwa. Demokrat membela Tlaib, mengatakan kata-katanya telah dipelintir dan berubah menjadi kampanye noda-sayap kanan.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.7394 seconds (0.1#10.140)