27.070 Babi di Sumut Mati Akibat Virus Hog Cholera

Jum'at, 13 Desember 2019 - 16:48 WIB
27.070 Babi di Sumut Mati Akibat Virus Hog Cholera
Polres Tebing Tinggi bekerjasama dengan unsur Pemkot Tebing Tinggi, Sumatera Utara dan masyarakat melakukan penanganan bangkai babi yang mati dengan cara ditimbun. (Foto/Polres Tebing Tinggi)
A A A
MEDAN - Hingga 13 November 2019 tercatat ada 27.070 ekor babi di Sumut yang mati akibat virus hog cholera (kolera babi). Sementara sebanyak 1.000 hingga 2.000 ekor babi mati per harinya.

Kepala Balai Veterinet Medan, Agustia mengatakan, kematian babi tersebut terjadi sangat cepat. “Dalam satu hari angka kematian yang terlapor rata-rata 1000 - 2000 ekor per hari. Ini data yang kita terima dari DKPP (Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Sumatera Utara,” kata Agustia, Jumat, (13/12/2019).

Agustia menerangkan, kematian babi tersebut tersebar di 16 kabupaten/kota yakni di Dairi, Humbang Hasundutan, Deli Serdang, Medan, Karo, Toba Samosir, Serdang Bedagai, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Samosir, Simalungun, Pakpak Bharat, Tebing Tinggi, Siantar dan Langkat.

Agustia yakin masih ada warga yang tidak melaporkan kematian babinya karena faktor jarak atau lokasi dan menguburnya secara swadaya. "16 kabupaten/kota itu memang kantong ternak babi atau populasi babi di Sumut," katanya.

Angka kematian itu sudah dilaporkan ke Direktur Kesehatan Hewan dan Dirjen Peternakan setelah dilakukan analisis menyeluruh dari beberapa komponen, yakni hasil uji lab terdapat reaksi terhadap Afrikan Swine Fever (ASF).

Kemudian kajian secara epidemologi, terkait dengan mulai kapan terjadi, berapa yang mati dan sakit, dan terkait pola dan penyebarannya.

"Untuk men-declare apakah kematian babi di Sumut diakibatkan ASF, keputusannya ada di Jakarta. Declare atas penyebab kematian babi di Sumut dampaknya besar dan tidak bisa dilakukan secara serta merta dikeluarkan," ujarnya.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.9466 seconds (0.1#10.140)