Selandia Baru Pesan 1,2 Juta Kulit Manusia untuk Korban Letusan Gunung Berapi

Kamis, 12 Desember 2019 - 11:55 WIB
Selandia Baru Pesan 1,2 Juta Kulit Manusia untuk Korban Letusan Gunung Berapi
Selandia Baru memesan 1,2 juta cm2 kulit dari AS untuk merawat pasien yang menderita luka bakar hingga 95% akibat letusan gunung berapi pada Senin lalu. Foto/Istimewa
A A A
WELLINGTON - Selandia Baru sudah memesan 1,2 juta cm2 kulit dari Amerika Serikat (AS) untuk merawat korban yang menderita luka bakar hingga 95% akibat letusan gunung berapi pada Senin lalu.

Ahli bedah setempat telah bekerja sepanjang waktu untuk merawat 29 pasien di unit luka bakar di seluruh negara itu sejak gunung berapi di White Island tiba-tiba meletus, di lepas North Island Selandia Baru.

"Karena jumlah korban luka bakar yang belum pernah terjadi sebelumnya pada satu waktu dan sifat luka bakar mereka dari gas vulkanik beracun, ahli bedah harus bekerja lebih cepat dari biasanya," kata Dr Peter Watson, direktur klinis di Rumah Sakit Middlemore di mana unit luka bakar nasional berada seperti dikutip dari Sky News, Rabu (11/12/2019).

Ia mengatakan 1,2 juta cm persegi kulit akan datang dari AS karena mereka sangat membutuhkan lebih banyak cangkok kulit.

Sejumlah pasien mengalami luka bakar hingga 95% dari tubuhnya, sementara rata-rata adalah 40-50%, dan 22 orang mendapat dukungan pernafasan karena luka bakar mempengaruhi paru-paru mereka.

"Tubuh manusia memiliki sekitar 20sqm kulit, dengan telapak tangan sekitar 1,5% dari kulit tubuh," dokter itu menjelaskan.

Ahli bedah memperkirakan mereka memiliki 500 jam operasi untuk dilakukan dalam beberapa hari dan bulan ke depan.

Sebuah pesawat Angkatan Pertahanan Australia sedang dikirim ke Selandia Baru untuk mentransfer beberapa warga Australia yang terlibat untuk memindahkan mereka ke unit luka bakar yang dekat dengan rumah mereka.

Seorang warga negara Australia diterbangkan dari Auckland oleh ambulans spesialis ke Australia pada Rabu malam.

Korban lainnya berasal dari Selandia Baru, Inggris, AS, Jerman, China, dan Malaysia.

Dr Watson mengatakan pada awalnya para dokter berjuang untuk mengidentifikasi pasien ketika mereka dalam operasi dan banyak yang tidak memiliki kartu identitas, tetapi sebagian besar telah berhasil diidentifikasi sekarang.

Enam orang dipastikan tewas setelah letusan tersebut, sementara dua wanita asal Inggris diyakini termasuk diantara 30 orang yang dirawat di rumah sakit. Mayat delapan orang lainnya diperkirakan masih berada di pulau itu karena aktivitas gunung berapi yang terus meningkat mencegah pihak berwenang untuk kembali ke sana.

Polisi mengatakan mereka siap untuk kembali ke White Island untuk mencari mayat korban yang tersisa segera setelah mereka diberikan lampu hijau oleh ahli vukanologi.

Graham Leonard, ahli vulkanologi senior di GNS Science, mengatakan kemungkinan letusan seperti hari Senin meningkat menjadi 40-60% pada Rabu malam, naik dari peluang 30-50% pada hari Selasa.

"Kemarin berisiko tinggi, hari ini ada risiko yang lebih tinggi dan parameternya memburuk," katanya.

Ia mengatakan abu dan gas yang dilontarkan dari gunung berapi akan membuat kru penyelamat harus berjuang untuk bernafas dan melihat.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.6247 seconds (0.1#10.140)