Bertemu Netanyahu, Menlu AS Bahas Ancaman Iran dan Keamanan Israel
A
A
A
LISBON - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo telah melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu di Lisbon, Portugal. Keduanya membahas mengenai ancaman yang ditimbulkan oleh Iran dan upaya meningkatkan keamanan Israel.
"Netanyahu dan saya mengadakan pertemuan yang produktif di Lisbon. Kami membahas upaya untuk melawan pengaruh destabilisasi Iran di kawasan itu, pentingnya kerja sama ekonomi dengan mitra regional dan masalah lain yang terkait dengan keamanan Israel," ucap Pompeo, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (5/12/2019).
Sementara itu, Netanyahu, memuji sanksi keras AS kepada Iran. Ia mengatakan, tekanan keuangan telah memicu protes terhadap pengaruh Teheran di seluruh wilayah dan mendesak tindakan yang lebih kuat.
"Kami melihat kekaisaran Iran terhuyung-huyung. Kami melihat demonstrasi di Teheran, demonstrasi di Baghdad, demonstrasi di Beirut. Penting untuk meningkatkan tekanan ini terhadap agresi Iran," ujarnya.
Dalam beberapa pekan terakhir, Iran dilanda aksi protes yang dipicu kenaikan bahan bakar hingga 300 persen. Sejumlah laporan menyebutkan bahwa pasukan Iran telah membunuh lebih dari 200 orang dalam aksi demonstrasi itu. Demonstrasi juga mengguncang pemerintah pro Iran di Lebanon dan Irak, memaksa para pemimpin di kedua negara itu untuk mundur.
"Netanyahu dan saya mengadakan pertemuan yang produktif di Lisbon. Kami membahas upaya untuk melawan pengaruh destabilisasi Iran di kawasan itu, pentingnya kerja sama ekonomi dengan mitra regional dan masalah lain yang terkait dengan keamanan Israel," ucap Pompeo, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (5/12/2019).
Sementara itu, Netanyahu, memuji sanksi keras AS kepada Iran. Ia mengatakan, tekanan keuangan telah memicu protes terhadap pengaruh Teheran di seluruh wilayah dan mendesak tindakan yang lebih kuat.
"Kami melihat kekaisaran Iran terhuyung-huyung. Kami melihat demonstrasi di Teheran, demonstrasi di Baghdad, demonstrasi di Beirut. Penting untuk meningkatkan tekanan ini terhadap agresi Iran," ujarnya.
Dalam beberapa pekan terakhir, Iran dilanda aksi protes yang dipicu kenaikan bahan bakar hingga 300 persen. Sejumlah laporan menyebutkan bahwa pasukan Iran telah membunuh lebih dari 200 orang dalam aksi demonstrasi itu. Demonstrasi juga mengguncang pemerintah pro Iran di Lebanon dan Irak, memaksa para pemimpin di kedua negara itu untuk mundur.
(zys)