BI Sebut Ada 5 Tantangan Perekonomian Sumut Perlu Diperhatikan pada 2020

Kamis, 05 Desember 2019 - 15:51 WIB
BI Sebut Ada 5 Tantangan Perekonomian Sumut Perlu Diperhatikan pada 2020
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Sumatera Utara, Wiwiek Sisto Widayat saat diwawancarai di Medan, Kamis (5/12/2019). (Foto/SINDOnews/M. Andi Yusri)
A A A
MEDAN - Ditengah optimistis prospek kinerja ekonomi Sumatera Utara (Sumut) pada 2020, beberapa tantangan perekonomian masih perlu mendapat perhatian dari seluruh pemangku kepentingan.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Sumatera Utara, Wiwiek Sisto Widayat mengatakan berbagai tantangan tersebut dapat menjadi faktor penahan dalam upaya mendorong dan mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi.

Menurutnya, ada lima tantangan perekonomian utama yang dihadapi oleh Sumut yang dinilai perlu segera diatasi.

"Tantangan pertama adalah masih besarnya ketergantungan terhadap ekspor terkait komoditas perkebunan dan gejala berkurangnya kontribusi lapangan usaha industri pengolahan kepada perekomian," terangnya di Medan, Kamis (5/12/2019).

Dikatakannya, ditengah potensi sumber daya alam yang cukup beragam, ekspor Sumut ke pasar luar negeri masih sangat didominasi oleh produk CPO dan karet olahan. Kemudian tantangan yang kedua yaitu belum optimalnya efisiensi investasi dan masih cukup rendahnya daya saing Sumut dibandingkaj daerah lain.

"Lemahnya daya saing pada gilirannya dapat semakin menghambat upaya untuk memperbaiki investasi karena investor akan cenderung memilih daerah dengan daya saing yang lebih baik," jelasnya.

Tantangan ketiga yaitu masih terbatasnya kemampuan fiskal serta adanya tendensi backloading dan prosiklikalitas pada pola realisasi belanja daerah.

"Tantangan yang keempat yaitu masih diperlukannya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sampai dengan pertengahan tahun 2019 Sumut masih menjadi salah satu provinsi dengan tingkat pengangguran terbuka yang cukup tinggi dibandingkan dengan provinsi lain," tuturnya.

Kemudian tantangan yang kelima yaitu risiko tergerusnya daya beli masyarakat seiring dengan fluktuasi inflasi, khususnya inflasi kelompok bahan makanan (pangan).

"Lebih besarnya kenaikan inflasi dibandingkan dengan pendapatan masyarakat akan berdampak pada semakin buruknya tingkat kesejahteraan masyarakat," ujarnya.

Dengan berbagai tantangan yang ada, Sumut juga perlu memperkuat sinergi, transformasi, dan inovasi untuk menjaga momentum perbaikan ekonomi mendatang.

Teks foto
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Sumatera Utara, Wiwiek Sisto Widayat saat diwawancarai di Medan, Kamis (5/12/2019). (Foto/SINDOnews/M. Andi Yusri)
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.4003 seconds (0.1#10.140)