Pengemis di China Diharuskan Pakai Kode QR

Selasa, 03 Desember 2019 - 14:45 WIB
Pengemis di China Diharuskan Pakai Kode QR
Batasi Peredaran Uang Tunai, Pengemis Diharuskan Pakai Kode QR. (Foto/SINDOnews/Autotekno)
A A A
BEIJING - Gerakan transaksi tanpa uang tunai di China harus berlaku untuk semua termasuk kepada pengemis sekalipun. Kini China telah menjual kode stiker Kode QR untuk melakukan transaksi keuangan dengan secara digital.

Bagi konsumen, ini juga lebih mudah karena mereka bahkan tidak perlu membawa uang tunai lagi, hanya smartphone mereka. Tidak hanya konsumen, bahkan pengemis mulai mengadopsi gaya hidup tanpa uang tunai.

Seperti yang diceritakan Fazil Irwan, seorang netizen dari Malaysia berbagi pengalaman di halaman Facebook-nya tentang sebuah insiden ketika dia keluar untuk makan malam bersama teman-temanyanya di Tiongkok. Ketika mereka dalam perjalanan, mereka dihentikan oleh seorang pengemis yang meminta uang kepada salah seorang temannya.

Awalnya, mereka memberi tahu pengemis bahwa dia tidak membawa uang tunai. Yang mengejutkannya, pengemis itu memberitahunya bahwa itu tidak masalah, dan pengemis itu segera mengeluarkan kode QR sehingga ia dapat memberikan donasi melalui pembayaran WeChat. Suka atau tidak suka, teman Fazil harus memberikan sumbangan

Para pengemis tersebut, cukup membawa kertas bercetak Kode QR. Bahkan, ada juga seorang pengemis dengan gangguan mental sengaja dikalungkan Kode QR oleh keluarganya dalam rangka mencari sumbangan.
Pengemis di China Diharuskan Pakai Kode QR

Dan bagi siapapun yang ingin memberikan uang pada mereka, cukup menggunakan smartphone untuk scan Kode QR yang tercetak dan menstransfer sejumlah uang kepada akun pengemis tersebut.

Menurut perusahaan pemasaran digital China Channel, Kode QR yang digunakan oleh pengemis ternyata tidak hanya ditujukan untuk menerima sumbangan. Menurut firma tersebut, pengemis ini justru ‘dimanfaatkan’ oleh perusahaan penerbit QR Code.

Perusahaan penerbit, akan memanfaatkan data-data pengguna yang memindai Kode QR sang pengemis. Nantinya, data tersebut kemudian dijual untuk pemasar dengan harga cukup tinggi untuk dijadikan target pemasangan iklan.

Lewat cara ini, pengemis juga bisa mendapat komisi cukup besar. Setiap kali sukses mendapat satu pengunjung yang menempelkan QR Code, pengemis akan dibayar sebanyak 0,7 hingga 1,5 yuan. Rata-rata dalam seminggu mereka bisa mengumpulkan 4.536 yuan atau Rp9,07 juta.

Lebih besar jika dibanding penghasilan minimum pekerja China. Meskipun masih terlihat janggal, saat ini Cina telah menuju transisi ekonomi bebas tunai. Saat ini, barcode hitam putih itu sudah digunakan dalam banyak hal, dari pembayaran di toko-toko, tip restoran bahkan hadiah uang di pesta pernikahan.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.3166 seconds (0.1#10.140)