Jika Dimakzulkan, Donald Trump Bilang Ingin Jadi PM Israel

Kamis, 14 November 2019 - 08:56 WIB
Jika Dimakzulkan, Donald Trump Bilang Ingin Jadi PM Israel
Presiden Amerika Serikat Donald John Trump. Foto/REUTERS/Joshua Roberts
A A A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald John Trump melontarkan candaan saat berbicara dalam pertemuan komunitas Yahudi di New York. Dia mengatakan akan menjadi perdana menteri (PM) Israel jika dirinya dimakzulkan sebagai presiden Amerika.

"Kami bekerja keras pada Israel, saya pikir saya memiliki peringkat persetujuan sekitar 98 persen (di sana)," kata Trump.

"Jika sesuatu terjadi di sini," ujarnya, merujuk pada upaya Kongres AS untuk memakzulkannya. "Saya melakukan perjalanan ke Israel dan saya akan menjadi perdana menteri di sana segera," katanya yang disambut tepuk tangan meriah.

“Sistem (politik) macam apa yang ada di sana? Mereka semua bertengkar dan berkelahi," papar Trump yang berbicara kepada America First, sebuah organisasi Yahudi Ortodoks.

"Kami memiliki berbagai jenis perkelahian. Setidaknya kita tahu siapa bosnya," imbuh dia, yang melanjutkan dengan menyindir tentang dua pemilu Israel baru-baru ini.

"Mereka terus melakukan pemilu dan tidak ada yang terpilih," katanya sembari mengangkat bahu, seperti dikutip dari Sputniknews, Kamis (14/11/2019).

Presiden AS tidak mengomentari serangan lebih dari 200 roket dari Gaza terhadap kota-kota Israel sejak hari Selasa. Serangan ratusan roket itu terjadi setelah militer Israel menewaskan komandan Jihad Islam Palestina dalam operasinya di Gaza. Militer Zionis juga melakukan serangan di Damaskus, Suriah, yang menewaskan putra petinggi Jihad Islam Palestina yang lain.

Komentar candaan Trump muncul ketika penyelidikan pemakzulan oleh Kongres AS terus berjalan. Sejumlah pejabat ditetapkan untuk bersaksi di depan Kongres dalam beberapa hari mendatang. Audiensi publik pertama yang disiarkan televisi dimulai pada hari Rabu waktu Washington.

Proses formal penyelidikan pemakzulan berpusat pada tuduhan bahwa isi pembicaraan telepon pada Juli lalu antara Trump dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky merupakan penyalahgunaan kekuasaan.

Trump dalam kontak telepon itu diduga menekan Zelenksy untuk menyelidiki dugaan korupsi mantan Wakil Presiden AS Joe Biden dan putranya; Hunter Biden, yang berbisnis gas di Ukraina. Joe Biden merupakan bakal calon presiden AS 2020 dari Partai Demokrat.
(zys)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.0095 seconds (0.1#10.140)