Ilmuan Belum Temukan Alasan Mengapa Manusia Ada yang Kidal

Selasa, 12 November 2019 - 07:38 WIB
Ilmuan Belum Temukan Alasan Mengapa Manusia Ada yang Kidal
Ilustrasi orang betangan kidal. FOTO/ Ist
A A A
MEDAN - Saat menulis atau menggambar, manusia pasti menggunakan salah satu tangannya karena merasa lebih nyaman dan terasa lebih alami.

Hanya sebagian kecil yang termasuk ambidextrous, atau bisa menggunakan kedua tangannya secara aktif.

Menurut penelitian, sebanyak 85% sampai 90% manusia menggunakan tangan kanannya secara aktif. Sedangkan pengguna aktif tangan kiri atau kidal hanya sisanya saja.

Dalam sejarahnya, ketimpangan itu menyebabkan orang-orang kidal dipaksa untuk melawan kecenderungan bawaan mereka, seperti diharuskan menulis dengan tangan kanan. Salah satunya dialami oleh Raja George VI dari Inggris yang memiliki tangan kidal.

Meski begitu, saat ini stigma penentangan kidal sudah semakin memudar. Namun, para ilmuwan masih tidak dapat menemukan alasan kesenjangan yang terjadi terhadap orang-orang kidal.

Para peneliti masih berusaha memahami apa yang membuat orang lebih suka menggunakan satu tanganya saja, dan kenapa didominasi oleh orang yang menggunakan tangan kanan.

Dalam jurnal Neuropsychologia yang diterbitkan pada 2005, para ilmuwan meyakini bahwa preferensi penggunaan tangan sudah dimulai sejak dalam rahim, dengan cara mengisap ibu jari salah satu tangan. Kemudian kecenderungan tersebut berlanjut setelah manusia dilahirkan.

Meskipun tidak ditemukan gen kidal atau kanan, tetapi nampaknya DNA berperan penting dalam menentukan orang kidal.

Dalam penelitian terbaru yang diterbitkan di Brain: A Journal off Neurology, para peneliti dari University of Oxford, meneliti sekitar 400.000 DNA orang di Inggris. Hasilnya mengungkapkan bahwa empat wilayah umum genomika dikaitkan dengan kidal.

Tiga dari empat wilayah itu berperan dalam pengembangan struktur otak. Beberapa peneliti berharap dengan mempelajari perbedaan biologis antara kidal dan kanan, dapat menjelaskan bagaimana otak mengembangkan kecenderungan penggunaan tangan kanan dan kiri.

Mencoba menjawab pertanyaan tentang orang kidal dari perspektif evolusi juga rumit. Para peneliti hanya dapat mendeteksi dari catatan arkeologis untuk mencari ciri-ciri anatomi tertentu dari kerangka prasejarah. Misalnya melihat ukuran dan kepadatan tulang lengan.

“Jika Anda melihat bagaimana seseorang menggunakan suatu alat, Anda dapat menentukan orang itu kidal atau tidak,” kata Natalie Uomini, ilmuwan senior di Max Planck Institute dari Science of Human History di Jerman, mengutip dari Livescience, Senin (11/11/2019).

Uomini mengatakan, dalam catatan arkeologi, orang yang menggunakan tangan kanan sudah mendominasi sekitar 500.000 tahun. Berbeda dengan hewan, misalnya kera, yang memiliki perbedaan antara dominasi tangan kanan dan kiri relatif seimbang yakni mendekati 50-50.

Dia menambahkan, ada beberapa kelemahan bagi orang kidal, seperti frekuensi kecelakaan kerja yang lebih tinggi. Tapi dalam sebuah pertarungan tangan kosong atau menggunakan senjata, lanjut Uomini, orang kidal lebih diuntungkan.

“Jika Anda kidal, Anda memiliki keuntungan yang mengejutkan karena kebanyakan orang terbiasa bertarung melawan orang yang menggunakan tangan kanan,” tambahnya.

Menurut laporan jurnal Laterality yang diterbitkan pada 2010, para ilmuwan menemukan keuntungan bagi orang kidal telah dibuktikan pada olahraga Anggar.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1833 seconds (0.1#10.140)