Sebelum Tewas, Pemimpin ISIS al-Baghdadi Dikejar Anjing

Selasa, 29 Oktober 2019 - 09:13 WIB
Sebelum Tewas, Pemimpin ISIS al-Baghdadi Dikejar Anjing
Anjing pelacak yang mengejar pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi di sebuah terowongan di Idlib, Suriah. Foto/Twitter @realDonaldTrump
A A A
WASHINGTON - Sebelum pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi meledakkan rompi bom bunuh diri yang dikenakan dan berlari ke sebuah terowongan, ternyata Baghdadi dikejar anjing dari unit paskan AS.

Presiden Donald John Trump pun telah merilis foto anjing Amerika Serikat (AS) yang mengejar Baghdadi. Nama anjing yang dianggap pahlawan itu tetap menjadi rahasia nasional Amerika.

"Kami telah mendeklasifikasi gambar anjing yang luar biasa (nama tidak diklasifikasi) yang melakukan pekerjaan besar dalam menangkap dan membunuh pemimpin ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi!," tulis Trump di Twitter, Selasa (29/10/2019).

Anjing yang beraksi bersama pasukan khusus Amerika itu jenis Belgian Malinois.

Trump mengungkapkan bahwa hewan yang dia sebut sebagai pejuang berkaki empat itu telah terluka setelah masuk ke terowongan dalam mengejar al-Baghdadi.

Sebelumnya pada hari Senin, Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley mengatakan kepada wartawan bahwa anjing pahlawan itu melakukan pelayanan yang luar biasa dalam melacak sosok "jihadis" terkenal. Sejak misi itu, anjing tersebut ditempatkan di lokasi yang dirahasiakan.

Didesak wartawan tentang identitas anjing tersebut, Jenderal Milley mengatakan AS sedang menjaga detail anjing itu untuk saat ini.

Trump pada hari Minggu telah mengonfirmasi kematian Abu Bakr al-Baghdadi. Menurutnya, dia tewas bersama dua istri dan beberapa anaknya setelah meledakkan rompi bom bunuh diri ketika dikejar pasukan khusus AS dan anjing pelacak di sebuah terowongan di Barisha, Idlib, Suriah.

"Dia tewas seperti anjing," kata Trump di Gedung Putih. "Dia tewas seperti seorang pengecut," lanjut Trump, seraya menambahkan bahwa dia menyaksikan banyak serangan tersebut secara real time dari Situation Room Gedung Putih.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.1684 seconds (0.1#10.140)