Garfa, Cara Fatayat NU Redam Paham Radikalisme
A
A
A
JAKARTA - Organisasi Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) meluncurkan Garda Fatayat NU (Garfa) di gedung PBNU Jaal Kramat Raya, Jakarta Pusat, Jum’at (25/10/2019).
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj dalam sambutannya mengatakan, keberadaan Garfa diharapkan menjadi peredam faham radikalisme, membawa kedamaian dan membantu terciptanya keamanan di Indonesia.
Sementara itu Ketua Umum PP Fatayat NU Anggia Ermarini mengaku doktrinasi radikalisme sudah menyasar kaum perempuan hingga dirasa perlu membangun gerakan menjaga kaum peremuan dari paparan radikalisme.
“Kondisi kita sangat memprihatinkan ketika kaum perempuan menjadi aktor radikalisme seperti yang terjadi di Banten. Jelas ini persoalan nyata dan kedepan kita perlu bentengi kaum perempuan dari paparan radikalisme,” katanya.
Dengan jejaring struktur yang sangat luas hingga tingat anak cabang se Indonesia dan luar negeri, Garfa menuurutnya akan menjadi kekuatan besar kaum perempuan NU untuk bisa berpartisipasi aktif menangkal radikalisme.
“Tentu perlu dibekali dengan kecakapan dan kemampuan khusus, karena kita targetkan menjadi pioneer merespon aksi teroris dan radikalisme,” tandasnya
Selain fokus pada ikhitar konkrit menangkal radikalisme, Garfa, kata Anggi juga memiliki konsentrasi pada dukungan teknis dan operasional dalam upaya penanggulangan dan mitigasi bencana yang difasilitasi dan dikoordinasi oleh Fatayat NU.
“Ini penting dilakukan, ditengah bencana yang sering kali melanda bangsa kita, khususnya bencana alam seperti gempa dan banjir,” papar Anggi yang juga anggota Fraksi PKB DPR.
Terbentuknya Garfa, Anggi sebut sebagai hasil Rapat Kerja Nasional Fatayat NU tahun 2017 di Palangkaraya Kalteng dan Konbes Fatayat NU 2018 di Ambon Maluku, memutuskan membentuk wadah untuk kader Fatayat NU.
“Mandat Rakernas ini harus dijalankan, keputusan bersama untuk kemaslahatan bangsa,” katanya singkat.
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj dalam sambutannya mengatakan, keberadaan Garfa diharapkan menjadi peredam faham radikalisme, membawa kedamaian dan membantu terciptanya keamanan di Indonesia.
Sementara itu Ketua Umum PP Fatayat NU Anggia Ermarini mengaku doktrinasi radikalisme sudah menyasar kaum perempuan hingga dirasa perlu membangun gerakan menjaga kaum peremuan dari paparan radikalisme.
“Kondisi kita sangat memprihatinkan ketika kaum perempuan menjadi aktor radikalisme seperti yang terjadi di Banten. Jelas ini persoalan nyata dan kedepan kita perlu bentengi kaum perempuan dari paparan radikalisme,” katanya.
Dengan jejaring struktur yang sangat luas hingga tingat anak cabang se Indonesia dan luar negeri, Garfa menuurutnya akan menjadi kekuatan besar kaum perempuan NU untuk bisa berpartisipasi aktif menangkal radikalisme.
“Tentu perlu dibekali dengan kecakapan dan kemampuan khusus, karena kita targetkan menjadi pioneer merespon aksi teroris dan radikalisme,” tandasnya
Selain fokus pada ikhitar konkrit menangkal radikalisme, Garfa, kata Anggi juga memiliki konsentrasi pada dukungan teknis dan operasional dalam upaya penanggulangan dan mitigasi bencana yang difasilitasi dan dikoordinasi oleh Fatayat NU.
“Ini penting dilakukan, ditengah bencana yang sering kali melanda bangsa kita, khususnya bencana alam seperti gempa dan banjir,” papar Anggi yang juga anggota Fraksi PKB DPR.
Terbentuknya Garfa, Anggi sebut sebagai hasil Rapat Kerja Nasional Fatayat NU tahun 2017 di Palangkaraya Kalteng dan Konbes Fatayat NU 2018 di Ambon Maluku, memutuskan membentuk wadah untuk kader Fatayat NU.
“Mandat Rakernas ini harus dijalankan, keputusan bersama untuk kemaslahatan bangsa,” katanya singkat.
(vhs)