Redam Protes, Lebanon Pangkas Gaji Menteri Hingga 50%

Senin, 21 Oktober 2019 - 17:07 WIB
Redam Protes, Lebanon Pangkas Gaji Menteri Hingga 50%
Demonstran tetap berkumpul di Beirut untuk berunjuk rasa pada 21 Oktober. (Foto/REUTERS)
A A A
BEIRUT - Kabinet Lebanon menyetujui berbagai langkah reformasi termasuk memangkas gaji para menteri hingga 50 persen atau setengahnya, Senin (21/10).

Langkah ini diharapkan dapat meredam unjuk rasa terbesar dalam beberapa dekade terakhir di Lebanon. Sejumlah kebijakan itu bertujuan untuk mengurangi krisis ekonomi yang kini melilit negara tersebut.

Demonstran yang memblokade jalanan di hari kelima unjuk rasa yang mengangkat isu utama krisis ekonomi. Mereka juga marah dengan korupsi yang dilakukan para elit politik sehingga Lebanon mengalami krisis.

Para pejabat menjelaskan, Perdana Menteri (PM) Lebanon Saad al-Hariri sepakat dengan paket reformasi bersama mitra pemerintahannya untuk mengatasi krisis ekonomi. Di pusat Beirut, pengunjuk rasa sudah berkumpul untuk melanjutkan aksi mereka.

"Jika kita melakukan reformasi, untuk awal ini bagus, demi meredam badai, rakyat marah tapi dalam jangka panjang, saya tidak tahu apakah ini akan membuat perubahan," ujar Rida Jammoul, pelatih sepakbola yang membantu membersihkan jalanan yang penuh puing akibat unjuk rasa di Beirut.

Salah satu demonstran, Ziad Abou Chakra menyatakan dia tetap berunjuk rasa hingga pemerintahan bubar. "Kami akan tetap di sini dan kami tidak akan membuka jalanan apapun yang terjadi," ujar dia. Para pengunjuk rasa memblokir jalan di wilayah Zouk Mikhael di utara Beirut.

Beberapa rencana reformasi itu adalah memangkas gaji presiden, mantan presiden, menteri dan anggota parlemen hingga 50%. Tunjangan untuk lembaga dan pejabat negara juga dikurangi.
(zys)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.0859 seconds (0.1#10.140)