Pelantikan Presiden dan Wapres Adalah Harga Diri Bangsa, PB HMI: Jaga Situasi Tetap Kondusif

Jum'at, 18 Oktober 2019 - 22:20 WIB
Pelantikan Presiden dan Wapres Adalah Harga Diri Bangsa, PB HMI: Jaga Situasi Tetap Kondusif
Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) menilai kedewasaan demokrasi bangsa Indonesia dalam setiap penyelesaian masalah semakin matang. (Foto/Ist/PB HMI)
A A A
JAKARTA - Sepanjang 2019 demokrasi di Indonesia diuji dari berbagai aspek. Ujian itu datang mulai dari persoalan politik, ekonomi, hukum, sosial dan budaya.

Namun, disinilah terlihat kedewasaan demokrasi bangsa Indonesia dalam setiap penyelesaian masalah.

September 2019, Indonesia diperlihatkan bagaimana dinamika demokrasi tersebut berjalan dengan baik. Gelombang gerakan masyarakat dan mahasiswa yang menuntut adanya ruang dialog disetiap kebijakan yang akan dikeluarkan oleh negara terjadi hampir disetiap wilayah tanah air.

Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) menilai, gerakan tersebut harus diapresiasi yang tinggi oleh seluruh elemen, baik itu masyarakat maupun negara karena telah menjadikan demokrasi bangsa Indonesia semakin menunjukkan kedewasaannya.

"Gerakan yang di inisiasi oleh kekuatan moral dan hanya ingin menyampaikan kritik terhadap Negara sesuai dengan apa yang telah diatur oleh UU serta menjadi peran mahasiswa khususnya sebagai agen social of control. Hal ini tentu harus diberi apresiasi yang tinggi oleh seluruh elemen baik itu masyarakat maupun Negara karena telah menjadikan demokrasi bangsa ini semakin menunjukkan kedewasaannya," ujar Ketua Umum PB HMI, Respiratori Saddam Al-Jihad di Jakarta, Jumat (18/10/2019).

Kendati demikian, Saddam menyesalkan adanya "penumpang gelap" yang menodai pergerakan mahasiswa hari ini. Mereka mencoba membangun narasi inkonstitusional yang jauh dari aspek ideologi mahasiswa.

"Narasi inkonstitusional yang kami maksud ialah munculnya narasi tidak produktif yang menginginkan negara berada dalam situasi yang tidak normal dengan narasi menggagalkan rencana pelantikan Presiden dan Wakil Presiden.

Hal ini membuat langkah perjuangan mahasiswa ternodai dan jauh dari khitah pergerakan mahasiswa. Sungguh sangat disayangkan perbuatan yang dilakukan elit-elit politik yang mencoba menjadi “penumpang gelap” untuk meraih kepentingan golongannya saja tanpa memikirkan nasib bangsa hari ini," tegas Saddam.

Saddam menegaskan, PB HMI sangat menolak narasi untuk menurunkan dan membatalkan pelantikan Presiden Jokowi. Hal itu dianggap jauh dari esensi pergerakan mahasiswa hari ini.

"Kami bahkan sangat menolak narasi untuk turunkan Presiden Jokowi dan membatalkan pelantikan, karena jauh dari esensi pergerakan mahasiswa hari ini," ungkap Saddam.

Sementara itu, Ketua Bidang Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan dan Pemuda (PTKP) Heru Slana Muslim, menuturkan, gagasan murni yang coba disampaikan mahasiswa sirna begitu saja akibat “penumpang gelap” tersebut. Gerakan yang damai, gerakan tanpa anarkisme, gerakan intelektual, dan juga gerakan moral runtuh oleh ulah “penumpang gelap” yang menimbulkan dampak kerusakan serta opini buruk terhadap gerakan mahasiswa.

"Namun perlu dipahami bahwa demokrasi bangsa ini dituntut pula dalam persoalan menjaga stabilitas keamanan nasional. Narasi-narasi yang coba dibangun oleh para elit yang menyudutkan gerakan mahasiswa tidak seharusnya hadir dalam perjalanan demokrasi bangsa ini," ucap Heru Slana Muslim.

Terakhir, Ketua Bidang Pertahanan Keamanan (Hankam) PB HMI Muhammad Ichsan mengajak dan mengimbau kepada seluruh masyarakat dan kader-kader HMI untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan NKRI. Selain itu , kader HMI harus menciptakan situasi yang kondusif jelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2019-2024.

"Kami juga mengajak kepada seluruh masyarakat khususnya kader-kader HMI Se-Nusantara untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan. Tentunya guna menciptakan situasi kondusif negara menjelang Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI," imbaunya.

Atas dasar di atas, Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam periode 2018-2020 melalui Bidang Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan dan Pemuda serta Bidang Pertahanan dan kemanan PB HMI mengambil inisiasi untuk menjelaskan kepada publik serta ingin meluruskan pergerakan mahasiswa agar “penumpang gelap” yang menjadi ancaman stabilitas keamanan bangsa ini tidak menjadikan gerakan mahasiswa sebagai tumbal politiknya.

"Melalui forum konfrensi pers ini, HMI mencoba merespons dan membantah segala tuduhan yang menyudutkan bahwa gerakan mahasiswa ditunggangi dan telah menjadi alat politik praktis elite-elite politik negeri ini," katanya.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.4113 seconds (0.1#10.140)