Tambah Serdadu ke Arab Saudi, AS Kirim Pesan untuk Iran

Sabtu, 12 Oktober 2019 - 16:34 WIB
Tambah Serdadu ke Arab Saudi, AS Kirim Pesan untuk Iran
AS mengirim pasukan tambahan ke Arab Saudi bersama rudal Patriot dan sistem pertahanan udara THAAD. Foto/Istimewa
A A A
WASHINGTON - Amerika Serikat mengumumkan pengerahan serdadu tambahan ke Arab Saudi pasca serangan 14 September yang menghantam fasilitas minyaknya.

Baik Amerika Serikat (AS) maupun Arab Saudi menyalahkan Iran atas serangan itu, meskipun kelompok pemberontak Yaman Houthi mengklaim bertanggung jawab.

Pentagon mengatakan penempatan pasukan dalam jumlah besar itu termasuk skuadron tempur, sayap ekspedisi udara dan personel pertahanan udara. Bersama dengan 200 pasukan ke Arab Saudi yang diumumkan bulan lalu, pengerahan total berjumlah sekitar 3.000 tentara.

Selain itu, dalam upaya untuk melindungi Arab Saudi dengan lebih baik, Pentagon mengatakan akan mengirim dua baterai Patriot tambahan dan satu sistem pertahanan udara Terminal High Altitude Area Defense system (THAAD).

Menteri Pertahanan AS Mark Esper mengatakan kepada wartawan bahwa penyebaran itu dirancang untuk menghalangi Iran.

"Kami pikir penting untuk terus mengerahkan pasukan guna mencegah dan mempertahankan dan mengirim pesan ke Iran: Jangan menyerang negara berdaulat lain, jangan mengancam kepentingan Amerika, pasukan Amerika, atau kami akan merespons," kata Esper kepada wartawan saat jumpa pers seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (12/10/2019).

Trump mengatakan Amerika Serikat tidak akan menanggung biaya penempatan. "Arab Saudi, atas permintaan saya, telah setuju untuk membayar kami untuk semua yang kami lakukan," katanya kepada wartawan.

Tidak jelas apakah beberapa pasukan yang baru diumumkan mungkin akan menggantikan pasukan Amerika lainnya yang diperkirakan akan meninggalkan wilayah itu dalam beberapa minggu atau bulan mendatang.

Pentagon juga belum mengumumkan, misalnya, apakah akan menggantikan kapal induk USS Abraham Lincoln dan kelompok tempurnya ketika akhirnya mengakhiri penyebarannya ke Timur Tengah.

Esper menolak mengatakan apakah kapal induk itu, yang mencakup ribuan pasukan dan senjata besar, akan diganti.

Ketegangan AS-Iran telah meningkat ke level baru sejak Mei 2018, ketika pemerintahan Trump menarik diri dari perjanjian nuklir internasional 2015 dengan Teheran yang membatasi program nuklirnya sebagai imbalan atas pelonggaran sanksi.

Ketika Trump mengembalikan sanksi AS, meningkatkan tekanan pada ekonomi Iran, telah ada serangkaian serangan yang dituduhkan Washington dan sekutu dekatnya pada Iran, termasuk serangan terhadap fasilitas pemrosesan minyak mentah terbesar di dunia. Namun Iran menyangkal bertanggung jawab.

Beberapa sekutu Trump dari Partai Republik telah menyerukan serangan balasan, namun sejauh ini ia menolak untuk melakukan hal itu.

Penyebaran ini merupakan bagian dari serangkaian apa yang AS gambarkan sebagai langkah defensif menyusul serangan terhadap fasilitas minyak Arab Saudi bulan lalu, yang mengguncang pasar energi global dan membuka celah besar dalam pertahanan udara Arab Saudi.

Iran telah menanggapi penyebaran pasukan AS sebelumnya tahun ini dengan kekhawatiran. Negara ini membantah bertanggung jawab atas serangan terhadap Arab Saudi serta serangan terhadap tanker minyak awal tahun ini.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.3412 seconds (0.1#10.140)