Ekosistem Ekonomi Digital di Indonesia Makin Diperkuat

Sabtu, 12 Oktober 2019 - 06:27 WIB
Ekosistem Ekonomi Digital di Indonesia Makin Diperkuat
Ilustrasi ekonomi digital. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Ekosistem ekonomi digital Indonesia semakin kuat dengan ekspansi bisnis perbankan dan e-KYC berbasis Artificial Intelligence (AI).

Untuk itu, Nodeflux melalui teknologi vision AI terus berevolusi dalam mengoptimalkan keamanan dan transaksi perbankan digital di Indonesia.

"Di bawah payung VisionAIre, kami hadirkan solusi yang menggabungkan vision AI, input, dan analitik AI dari berbagai riset dan implementasi teknologi Nodeflux selama beberapa tahun. Termasuk mengembangkan teknologi platform terbaru kami, VisionAIre Know-Your-Customer (KYC) untuk meningkatkan otomasi verifikasi perbankan di Indonesia," ujar Chief Commercial Officer Nodeflux, Richard Dharmadi, Jumat (11/10/2019).

Menurut riset dari Ernst & Young, proses otomasi verifikasi data atau Electronic Know-Your-Customer (e-KYC) mampu menjawab tantangan utama perbankan, yakni akurasi data dan efisiensi waktu.

Berbeda dengan metode tradisional, dalam e-KYC, nasabah hanya perlu memindai dokumen pengenal dan foto untuk memverifikasi keabsahannya secara otomatis. Apalagi, teknologi AI dalam e-KYC ini bisa memangkas proses verifikasi data yang tadinya 18 menit menjadi 1 menit.

Lewat platform VisionAIre Know-Your-Customer (KYC), Nodeflux menghadirkan Vision AI dengan kemampuan analitik Face Recognition untuk verifikasi data e-KYC dan sistem otentikasi pelanggan secara akurat.

"Metode face recognition (pengenalan wajah) dilakukan dengan konsep pembanding antara wajah input dengan wajah referensi yang terbagi menjadi dua jenis, yakni 1:1 (one to one), perbandingan 1 image input dengan 1 image reference dan 1:N (one to many), perbandingan 1 image input dengan beragam image dari tiap sisi. Untuk kebutuhan e-KYC ini dilakukan dengan jenis 1:1," tambah Richard.

Penggunaan VisionAIre KYC mencakup pemindaian seluruh dokumen nasabah, bahkan mampu memangkas waktu yang biasanya memakan waktu berhari-hari dalam proses verifikasi. Untuk pengelolaan dan verifikasi data tersebut, terdapat proses integrasi dengan database instansi terkait yang terjamin kerahasiaannya.

Sebagai perusahaan Vision AI pertama di Indonesia, saat ini teknologi Face Recognition Nodeflux telah mendapatkan pengakuan global. Bersaing dengan lebih dari 90 perusahaan teknologi AI terkemuka di dunia, termasuk China dan Rusia, baru-baru ini teknologi Nodeflux tersebut meraih peringkat ke-25 untuk Face Recognition Vendor Test (FRVT) dari National Institute of Standards and Technology (NIST).

Dalam sesi panel diskusi Nodeflux Road to Accelerate, Ivan Tigana memaparkan, bagaimana ekosistem ekonomi digital di Indonesia semakin diperkokoh dengan ekspansi bisnis perbankan dan e-KYC berbasis AI di Indonesia.

Model AI yang dikembangkan oleh Nodeflux, mampu meminimalisir campur tangan manusia dengan melatih teknologi analitik Face Recognition melalui biometrik wajah untuk memberikan akurasi yang tepat antara foto di identitas diri dengan swafoto nasabah, sehingga dapat meningkatkan keamanan dan juga mengurangi terjadinya fraud.

Pernyataan ini didukung oleh data dari McKinsey & Company bahwa saat ini Indonesia menjadi negara tercepat dalam melakukan adopsi digital. Riset tersebut menambahkan bahwa daya beli masyarakat Indonesia terhadap produk perbankan digital juga meningkat hingga dua kali lipat.

Salah satu strategi Nodeflux ialah terus proaktif dengan berbagai kolaborasi dengan institusi pemerintahan dan lembaga-lembaga riset pengembangan AI. Kerja sama ini penting untuk mendukung uji coba berkelanjutan Nodeflux demi meningkatkan teknologi mutakhir untuk menyukseskan Indonesia masuki era industri 4.0.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.0675 seconds (0.1#10.140)