Gajah Sumatera Mati Terjerat di Suaka Margasatwa Balai Raja Riau

Senin, 07 Oktober 2019 - 19:17 WIB
Gajah Sumatera Mati Terjerat di Suaka Margasatwa Balai Raja Riau
Seekor gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) ditemukan mati di kebun ubi milik warga di Balai Raja Kecamatan Pingir Kabupaten Bengkalis, Riau. (Foto: Okezone/Banda)
A A A
PEKANBARU - Seekor gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) ditemukan mati di kebun ubi milik warga di Balai Raja Kecamatan Pingir Kabupaten Bengkalis, Riau. Gajah dewasa itu ditemukan sudah dalam keadaam membusuk di parit areal perkebun ubi milik warga.

Gajah liar itu diketahui bernama Dita. Ini bisa dilihat dari bekas luka di bagian kaki depan yang beberapa waktu lalu kena jeratan pemburu. Dita merupakan salah satu gajah liar penghuni Suaka Margasatwa (SM) Balai Raja, Riau.

"Saat ditemukan kondisi gajah tersebut sudah membusuk. Diperkirakan sudah mati sekitar tiga hari," kata Aktivis Lingkungan dari Wildlife Conservation Indonesia (WCI), Muhammad Arif, Senin (7/10/2019).

Dikatakan, bahwa Dita merupakan satu dari tiga ekor gajah penghuni SM Balai Raja. Selama ini gajah gajah tersebut selalu diusir dan diburu oleh orang yang tidak bertanggungjawab. Berdasarkan SK Kementerian Kehutanan, bahwa luas SM Balai Raja adalah 15.343 hektare.

Namun kini hanya tersisa puluhan hektare. Sisanya habitat gajah Sumatera dicaplok oleh sejumlah cukong di jadikan kebun sawit, areal perusahaan dan juga permukiman warga. Hilangnya habitat, membuat konflik manusia dan gajah sering terjadi di aera SM Balai Raja dan sekitarnya. Sudah banyak gajah ditemukan mati. Sejauh ini Kementerian Kehutanan RI tidak bisa melindungi gajah dan habitatnya.

"Kita sangat kecewa, kematian gajah terus saja terjadi. Dita selama ini hidup bersama dua ekor gajah lainnya. Di dalam kelompok kecil itu, Ditalah yang menjadi ketua. Dita selama ini yang menjaga kawananannya. Dengan kematian Dita kini hanya tersisa satu ekor gajah induk dan satu ekor anak," imbuh CEO WCI.

Dia memperkirakan, kematian hewan bertubuh bongsor itu akibat luka pada bagian kaki yang tidak kunjung membaik." Kita perkirakan Dita mati akibat luka yang dideritanya,"tukasnya.

Sementara itu pihak Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKDA) Riau menerjunkan tim untuk menyelidiki penyebab kematian Dita. "Untuk memastikan penyebab kematian Dita, kita masih menunggu hasil nekropsi tim medis," kata Kepala BBKSDA Riau, Suharyono.
(zys)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8646 seconds (0.1#10.140)