Aiptu Pariadi dan Istri Dimakamkan Berdampingan
A
A
A
SERDANG BEDAGAI - Jenazah Aiptu Pariadi dan istrinya Fitri Andayani dikebumikan di TPU Desa Naga Kisar, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai, setelah di Salatkan di Masjid Nurul Ikhwan, tak jauh dari rumahnya, Minggu (6/10/2019) pukul 15.30 WIB.
Kapolres Serdang Bedagai AKBP H Juliana Eka Putra Pasaribu terlihat ikut bersama jamaah saat melaksanakan Salat jenazah sebelum mengantarkan kedua jasad tersebut ke pemakaman.
Di lokasi pemakaman Yudha, putra sulung Aiptu Pariadi menyambut jenazah ibunya Fitri Andayani, dari dalam lubang, sebelum menempatkannya di liang lahat. Yudha tak mampu membendung kesedihan dan terlihat berurai air mata saat menerima jenazah sang ibu.
“Kalau menurut keterangan dari anaknya, mereka ini tidak saling komunikasi. Lagi pula ini masih kita mintai keterangan saksi dari keluarganya maupun tetangganya," kata Kapolres.
Selama ini, sambung Juliarman, Aiptu Pariadi memang sudah lama diizinkan membawa senjata api untuk kepentingan tugas di lapangan. Dikalangan teman seprofesi, almarhum dikenal baik dan tidak pernah melakukan pelanggaran.
Dari hasil lapangan, diduga Aiptu Pariadi diduga menembak istrinya sebanyak dua kali, lalu bunuh diri dengan menembakkan senjata di ke bagian kepala.
“Kalau dari kasat mata ada tiga luka di bagian kepala. Artinya memang ada tiga kali letusan senjata api. Kita masih menunggu hasil visumnya di RS Sultan Sulaiman,” katanya.
Kepala Desa Lidah Tanah, Usman mengatakan, selama hidupnya Aiptu Pariadi dikenal baik dan bergaul dengan tetangga. Sedangkan istri istrinya juga aktif dalam kegiatan ibu-ibu PKK. “Sehar-hari, almarhum ini sangat baik sama tetangga juga. Istrinya juga aktif berkegiatan di desa,” katanya.
Usman mengaku terkejut dengan kejadian tersebut. “Ya terkejut lah. Kami tidak tahu kalau ada cekcok hingga berakhir begini,” ucapnya.
Kapolres Serdang Bedagai AKBP H Juliana Eka Putra Pasaribu terlihat ikut bersama jamaah saat melaksanakan Salat jenazah sebelum mengantarkan kedua jasad tersebut ke pemakaman.
Di lokasi pemakaman Yudha, putra sulung Aiptu Pariadi menyambut jenazah ibunya Fitri Andayani, dari dalam lubang, sebelum menempatkannya di liang lahat. Yudha tak mampu membendung kesedihan dan terlihat berurai air mata saat menerima jenazah sang ibu.
“Kalau menurut keterangan dari anaknya, mereka ini tidak saling komunikasi. Lagi pula ini masih kita mintai keterangan saksi dari keluarganya maupun tetangganya," kata Kapolres.
Selama ini, sambung Juliarman, Aiptu Pariadi memang sudah lama diizinkan membawa senjata api untuk kepentingan tugas di lapangan. Dikalangan teman seprofesi, almarhum dikenal baik dan tidak pernah melakukan pelanggaran.
Dari hasil lapangan, diduga Aiptu Pariadi diduga menembak istrinya sebanyak dua kali, lalu bunuh diri dengan menembakkan senjata di ke bagian kepala.
“Kalau dari kasat mata ada tiga luka di bagian kepala. Artinya memang ada tiga kali letusan senjata api. Kita masih menunggu hasil visumnya di RS Sultan Sulaiman,” katanya.
Kepala Desa Lidah Tanah, Usman mengatakan, selama hidupnya Aiptu Pariadi dikenal baik dan bergaul dengan tetangga. Sedangkan istri istrinya juga aktif dalam kegiatan ibu-ibu PKK. “Sehar-hari, almarhum ini sangat baik sama tetangga juga. Istrinya juga aktif berkegiatan di desa,” katanya.
Usman mengaku terkejut dengan kejadian tersebut. “Ya terkejut lah. Kami tidak tahu kalau ada cekcok hingga berakhir begini,” ucapnya.
(zys)