Dampak Kerusuhan di Wamena, 80 Warga Sumut Mengungsi di Rindam Cendrawasih

Jum'at, 04 Oktober 2019 - 16:30 WIB
Dampak Kerusuhan di Wamena, 80 Warga Sumut Mengungsi di Rindam Cendrawasih
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi. SINDOnews/M Andi Yusri
A A A
MEDAN - Kerusuhan yang terjadi di Wamena, Papua, membuat sedikitnya 80 warga Sumatera Utara (Sumut) mengungsi di Barak Mako Rindam XVII/Cendrawasih.

Hal itu terungkap setelah Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi menyampaikan perkembangan tim khusus yang diberangkatkan ke Wamena, Papua. Edy menyebutkan hingga saat ini yang terdata ada 80 masyarakat asal Sumut yang mengungsi di Rindam XVII/Cen, Sentani.

Namun, untuk data keseluruhan belum bisa dipastikan karena banyak masyarakat asal Sumut yang mengungsi ke tempat lain. Untuk perkembangan jumlah pengungsi ini langsung diterima Edy Rahmayadi saat menghubungi petugas yang dikirim ke Wamena.

"Setelah saya telepon petugas di Wamena, sekarang total ada 80 orang yang mengungsi di Rindam, tetapi tentu masih banyak lagi yang mungkin mengungsi di tempat-tempat lainnya, seperti rumah kerabat atau saudara mereka. Ini akan dipastikan oleh tim kita yang berangkat ke sana," jelas Edy, Jumat (4/9/2019).

Melalui keterangan petugas yang dihubungi Edy Rahmayadi, juga diketahui bahwa kondisi Wamena saat ini sudah kondusif. Masyarakat mulai kembali beraktivitas seperti biasa. Hal ini juga sesuai dengan keterangan warga asal Sumut yang tiba di Medan, Senin (30/9/2019), Septian Tambunan.

"Situasi di Wamena saat saya terbang ke sini sudah kondusif, tidak adalah kericuhan, namun saya tetap memutuskan pulang ke Sumut. Dari informasi yang saya dapat dari teman-teman di sana pemerintahan akan berjalan kembali di hari Senin," ujar Septian.

Disampaikan juga, warga Sumut juga tidak ada yang menjadi korban jiwa pada konflik di Wamena, walau jumlah warga asal Sumut di daerah ini cukup banyak. "Sepengetahuan saya tidak ada warga Sumut yang menjadi korban konflik di Wamena, mungkin ada yang luka-luka, tetapi tidak ada korban jiwa," tambahnya.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.4998 seconds (0.1#10.140)