Menkeu: Laporan Moody's Jadi Peringatan Bagi Perusahaan Indonesia

Selasa, 01 Oktober 2019 - 14:57 WIB
Menkeu: Laporan Moodys Jadi Peringatan Bagi Perusahaan Indonesia
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, memberi tanggapan atas laporan lembaga pemeringkat utang Moody's. Sri Mulyani mengatakan laporan Moody's menjadi peringatan bagi pelaku usaha untuk mengambil keputusan tepat saat ketidakpastian global.

Dalam laporannya, Moody's menyatakan ada risiko gagal bayar dari perusahaan-perusahaan di Indonesia, yang berutang di perbankan. Risiko ini dipengaruhi menurunnya kinerja perusahaan dalam mendulang pendapatan di tengah ketidakpastian global.

"Saya rasa apapun yang disampaikan lembaga-lembaga pemeringkat adalah peringatan yang baik untuk menjadi bahan pertimbangan bagi para pengambil keputusan di tingkat korporasi. Agar lebih waspada terhadap lingkungan global sekarang ini yang berubah-ubah," terang Sri Mulyani di Gedung Kemenkeu, Jakarta, Selasa (1/10/2019).

Menurut dia, tidak sedikit, pelaku usaha dalam melakukan kegiatan bisnis dan usaha hanya dengan asumsi ekonomi tertentu. Sehingga begitu kondisi ekonomi berubah maka harus segera mengubah strategi usahanya.

"Jadi laporan seperti itu (Moody's), perusahaan harus betul-betul melihat dinamika lingkungan dimana mereka beroperasi," sambung dia.

Dia menambahkan, pelaku usaha harus meningkatkan kehati-hatian, baik di tingkat global maupun regional agar tidak salah mengambil langkah bisnis. Misalnya, bagaimana cara strategi bisnis dapat menghasilkan pendapatan seperti yang diharapkan meskipun di tengah ketidakpastian ekonomi ini.

"Karena exposure mereka terhadap pembiayaan sebelumnya seperti utang tentu juga akan memberikan konsekuensi terhadap biaya yang harus dia keluarkan untuk bisa membayar kewajiban yang telah dia pinjam," ucapnya.

Selain memikirkan bagaimana menghasilkan pendapatan, pelaku usaha juga harus meningkatkan efisiensi bisnis. Sehingga meski tetap bisa menghasilkan pendapatan, pelaku usaha juga bisa mengantisipasi jika terjadi kondisi yang tidak diinginkan.

"Dalam lingkungan ekonomi yang diperkirakan melemah, mereka harus mulai melihat dari sisi efisiensi di dalam. Sehingga kemampun mereka untuk tetap bisa mengenerate revenue dan biaya makin efisien. Sehingga mereka bisa menghadapi kemungkinan pelemahan tersebut," tandasnya.
(zys)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.0915 seconds (0.1#10.140)