GO Indonesia Harapkan Semua Pihak Menahan Diri Jangan Gulingkan Presiden Terpilih

JAKARTA - Pemberitaan yang beredar sebelumnya menyebutkan bahwa Permadi melakukan pertemuan tertutup Pemardi dengan Mayor Jenderal TNI (Purn) Soenarko dan Al Khaththath.

Pertemuan itu dilakukan di kediaman Permadi di Jalan Pengadegan Barat No 41, Jakarta Selatan, Sabtu (28/9/2019).

Seusai pertemuan itu Permadi menyebut mendukung penurunan Presiden Jokowi sebelum pelantikan.

Wakil Ketua Umum Generasi Optimis (GO) Indonesia Frans mengkritik pernyataan Permadi tersebut karena berpotensi besar menimbulkan gejolak di masyarakat dan di antara peserta unjuk rasa.

"Dalam pertemuan itu kan Permadi bilang membagi tugas untuk melakukan gerakan people power, nah itu berisiko memperkeruh suasana," kata Frans.

Frans mengatakan pihaknya tidak ingin giat unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa melenceng dari tujuan semula, yang awalnya mengkritisi RUU menjadi usaha untuk menjatuhkan atau menggagalkan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih Pemilu 2019.

Dia memperingatkan semua pihak untuk selalu waspada dan jangan sampai dikuasai oleh nafsu sesaat. "Niat ingin menjatuhkan pemerintahan yang sah adalah salah satu bentuk nafsu sesaat yang harus kita waspadai dan jauhi," kata pakar koperasi dan ekonomi milenial itu.

Frans juga mengkritik pernyataan Permadi yang menyinggung revolusi Soekarno mulai politik hingga ekonomi.

"Jangan gunakan nama Bung Karno sebagai alasan untuk menurunkan Presiden Jokowi. Justru apa yang dilakukan Presiden Jokowi adalah selaras dengan perjuangan dan cita-cita Bung Karno," kata Frans.

"Bung Karno ingin Indonesia bisa berdikari. Berdiri di atas kaki sendiri. Ini yang diikhtiarkan Presiden Jokowi secara nyata. Pak Jokowi melepaskan Indonesia dari cengkeraman konglomerasi asing di bidang migas dan mineral. Itu adalah cita-cita Bung Karno," ujar Frans berapi-api.

GO Indonesia mendorong Permadi mengurungkan niat menurunkan Presiden Jokowi. Frans mengaku tidak ingin anak-anak bangsa terpecah belah karena intervensi dan provokasi bangsa asing atau pihak-pihak tertentu yang ingin mengeruk keuntungan dari Bumi Nusantara.