Wall Street Rontok di Tengah Rencana Delisting Perusahaan China

Minggu, 29 September 2019 - 16:46 WIB
Wall Street Rontok di Tengah Rencana Delisting Perusahaan China
Wall Street jatuh pada perdagangan, Jumat kemarin waktu setempat setelah Gedung Putih berencana penghapusan perusahaan-perusahaan China dari bursa saham Amerika Serikat (AS) alias delisting. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Wall Street jatuh pada perdagangan, Jumat kemarin waktu setempat setelah Gedung Putih berencana penghapusan perusahaan-perusahaan China dari bursa saham Amerika Serikat atau delisting.

Wacana tersebut menimbulkan kekhawatiran tentang eskalasi lebih lanjut dalam perang Dagang AS-China.

Langkah ini diyakini akan menjadi bagian dari upaya yang lebih luas untuk membatasi investasi AS di perusahaan China, seperti disampaikan sumber kepada Reuters. Sementara pembicaraan perdagangan tingkat tinggi antara Washington dan Beijing dijadwalkan bakal digelar pada 10-11 Oktober, mendatang sebelum dimulainya musim pendapatan kuartal ketiga di Amerika Serikat.

"Jika kebijakan kami memicu Sell-off di Shanghai dimana menciptakan masalah bagi China, yang dapat berdampak negatif terhadap negosiasi perdagangan, yang seharusnya dimulai pada 10 Oktober. Di sinilah ketakutan akan muncul dari AS, "kata Michael O'Rourke, kepala strategi pasar di JonesTrading di Greenwich, Connecticut.

Indeks semikonduktor Philadelphia yang sensitif dengan tarif, SOX memperpanjang penurunan setelah laporan dan berakhir 2,4%. Indeks ini sudah di bawah tekanan saat micron Technology Inc (MU.O) jatuh setelah laba kuartal pertama diproyeksi tertekan.

Selanjutnya indeks teknologi S&P turun 1,3%. Sedangkan saham Alibaba Group Holding Ltd (BABA. N), Baidu Inc (BIDU. O) dan JD.com Inc (JD. O) semuanya tergelincir. Dengan menambah momentum negatif dalam perdagangan siang hari, indeks 500 S&P secara singkat jatuh di bawah rata-rata pergerakan 50 hari.

Dow Jones Industrial Average terpantau turun 70,87 poin atau 0,26% menjadi 26.820,25 untuk mengiringi indeks S&P 500 yang kehilangan 15,83 poin, setara dengan 0,53% untuk posisi 2.961,79. Sedangkan komposit NASDAQ jatuh 91,03 poin atau 1,13% menjadi 7.939,63.

Seacara keseluruhan tiga indeks berakhir lebih rendah minggu ini, dengan indeks S&P 500 dan NASDAQ masih mencetak persentase mingguan terbesar sejak Agustus. Indeks volatilitas berakhir pada ketinggian tiga minggu. Saham Wells Fargo & Co (WFC.N) naik 3,8% dan saham tersebut meraih Top tertinggi di indeks S&P 500 setelah kreditur bernama Charles Scharf veteran sebagai Chief Executive Officer.

Data di awal sesi menunjukkan pengeluaran konsumen AS nyaris naik pada bulan Agustus, menunjukkan bahwa mesin pertumbuhan utama ekonomi melambat setelah dipercepat tajam di kuartal kedua. Volume pada perdagangan bursa saham AS yakni mencapai 6.68 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 7.20 miliar selama sesi penuh dalam 20 hari perdagangan terakhir.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.4667 seconds (0.1#10.140)