Kemenhub Pastikan Operasional Bandara di Sumatera Masih Tetap Normal
A
A
A
JAKARTA - Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan masih cukup tebal di sebagian wilayah Sumatera, sehingga jarak pandang di sejumlah bandara menjadi sangat rendah, kurang dari 1.000 meter.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dari Kantor Otoritas Bandar Udara (OBU) Wilayah II Medan dan Wilayah VI Padang, sejumlah bandara masih terdampak kabut asap. Namun hal itu tidak mengganggu operasional bandara dan penerbangan.
Ph Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Dadun Kohar mengatakan hingga kini pihaknya terus memantau dan berkoordinasi dengan Otoritas Bandar Udara (OBU), Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) serta stakeholder penerbangan yang wilayahnya terdampak asap.
"Kami terus memonitoring, melakukan koordinasi dan meng-update kondisi yang terjadi di masing-masing bandara terdampak, dan personil di bandara agar terus bersiaga dan waspada memastikan keselamatan dan keamanan penerbangan adalah nomor satu," ujar Dadun di Jakarta, Senin (23/9/2019).
Kepala Kantor OBU Wilayah II Medan, Bintang Hidayat menyampaikan Bandara Kualanamu Medan dan Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru memiliki jarak pandang minimum (visibility below minimum/VBM) 800 m, sehingga apabila di bawah VBM maka pesawat tidak boleh melakukan take off dan landing.
"Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru saat ini memiliki visibility sekitar 600 meter, bandara tetap beroperasi normal namun untuk terjadi penundaan (delay) sampai VBM terpenuhi," jelasnya.
Kepala Kantor OBU Wilayah VI Padang, Agoes Soebagio menambahkan hal yang serupa juga terjadi di beberapa bandara di wilayah kerjannya. "Di wilayah kerja Otban VI, seluruh operasional bandara masih berjalan normal," jelas Agoes.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dari Kantor Otoritas Bandar Udara (OBU) Wilayah II Medan dan Wilayah VI Padang, sejumlah bandara masih terdampak kabut asap. Namun hal itu tidak mengganggu operasional bandara dan penerbangan.
Ph Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Dadun Kohar mengatakan hingga kini pihaknya terus memantau dan berkoordinasi dengan Otoritas Bandar Udara (OBU), Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) serta stakeholder penerbangan yang wilayahnya terdampak asap.
"Kami terus memonitoring, melakukan koordinasi dan meng-update kondisi yang terjadi di masing-masing bandara terdampak, dan personil di bandara agar terus bersiaga dan waspada memastikan keselamatan dan keamanan penerbangan adalah nomor satu," ujar Dadun di Jakarta, Senin (23/9/2019).
Kepala Kantor OBU Wilayah II Medan, Bintang Hidayat menyampaikan Bandara Kualanamu Medan dan Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru memiliki jarak pandang minimum (visibility below minimum/VBM) 800 m, sehingga apabila di bawah VBM maka pesawat tidak boleh melakukan take off dan landing.
"Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru saat ini memiliki visibility sekitar 600 meter, bandara tetap beroperasi normal namun untuk terjadi penundaan (delay) sampai VBM terpenuhi," jelasnya.
Kepala Kantor OBU Wilayah VI Padang, Agoes Soebagio menambahkan hal yang serupa juga terjadi di beberapa bandara di wilayah kerjannya. "Di wilayah kerja Otban VI, seluruh operasional bandara masih berjalan normal," jelas Agoes.
(vhs)