Iran Gertak AS dengan 18 Rudal Balistik Agar Jauhi Teluk Persia

Senin, 23 September 2019 - 17:36 WIB
Iran Gertak AS dengan 18 Rudal Balistik Agar Jauhi Teluk Persia
Rudal balistik yang dipamerkan Iran dalam parade militer hari Minggu (22/9/2019). (Foto: President.ir)
A A A
TEHERAN - Iran memamerkan 18 rudal balistik dan hulu ledak baru untuk misil jarak jauh dalam parade militer hari Minggu (22/9/2019). Senjata-senjata ini secara tak langsung menggertak Amerika Serikat (AS) agar menjauhi kawasan Teluk Persia.

Tak hanya AS, Presiden Hassan Rouhani juga memperingatkan pasukan asing lainnya untuk menjauh dari Teluk Persia. Rudal-rudal yang dipamerkan militer rezim para Mullah kemarin diklaim mampu menjangkau pangkalan-pangkalan Amerika di Timur Tengah.

Parade militer itu digelar untuk memperingati perang Iran-Irak di era rezim Saddam Hussein. Menurut Rouhani, kehadiran pasukan asing di kawasan Teluk selalu membawa kesakitan dan kesengsaraan.

Komentar Rouhani yang disampaikan dalam sebuah pidato itu sebagai respons terhadap pengumuman AS bahwa mereka akan mengirim lebih banyak pasukan ke Arab Saudi setelah serangan terhadap kilang minyak Saudi Aramco, di mana Washington menuduh Teheran sebagai pelakunya.

"Ke mana pun orang Amerika atau musuh kita pergi, ada rasa tidak aman sesudahnya," kata Rouhani. "Semakin jauh Anda, menjauhkan diri Anda dari wilayah kami dan negara-negara kita, semakin akan ada keamanan."

Belasan rudal balistik yang dipamerkan kemarin oleh Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), termasuk Qader, Emad, Sejjil, Khorramshahr, dan Qiam.

Selain itu, sistem pertahanan rudal Bavar-737 buatan sendiri juga dipamerkan. Senjata pertahanan Teheran itu diklaim sebagai pesaing dari sistem pertahanan rudal S-300 Rusia. Sistem rudal darat-ke-udara (surface-to-air) jarak jauh Iran itu juga diklaim mampu membidik hingga 100 target pada saat bersamaan dan menghadapi target-target itu dengan enam senjata yang berbeda.

Iran membantah terlibat dalam serangan terhadap kilang minyak Arab Saudi. Sedangkan pemberontak Houthi Yaman mengklaim bertanggung jawab.

Riyadh mengaku memiliki bukti bahwa rudal Iran digunakan dan diluncurkan dari utara dan menghantam fasilitas produksi minyak. Jika bukti itu terkonfirmasi, maka akan menandai eskalasi serius dalam konflik yang telah berlangsung lama antara Arab Saudi dan Iran sehingga kedua pihak akan saling serang.

"Kami menganggap Iran bertanggung jawab karena rudal dan drone itu buatan Iran dan dikirim Iran," kata Adel al-Jubeir, Menteri Negara Arab Saudi untuk Urusan Luar Negeri.

"Tapi untuk meluncurkan serangan dari wilayah Anda, jika itu masalahnya, meletakkan kami dalam kategori yang berbeda...ini akan dianggap sebagai tindakan perang," ujar Jubeir, seperti dikutip CNN.
(zys)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.1155 seconds (0.1#10.140)