Patung Ikan Berkepala Singa Merlion di Singapura Akan Dihancurkan

Minggu, 22 September 2019 - 06:04 WIB
Patung Ikan Berkepala Singa Merlion di Singapura Akan Dihancurkan
Para turis mengambil foto di sekitar patung Merlion di Singapura. Foto/REUTERS/Edgar Su
A A A
SINGAPURA - Patung ikan berkepala singa, yakni Merlion yang jadi ikonik di Sentosa, Singapura, akan dihancurkan.

Musbabanya, lokasi patung itu akan dibuka untuk jalan raya yang akan menghubungkan pantai utara dan selatan wilayah tersebut.

Proyek jalan raya yang hendak digarap adalah bagian dari rencana jangka panjang untuk membentuk kembali pulau resor dan Pulau Brani yang berdekatan menjadi tujuan wisata dan rekreasi utama.

Pekerjaan untuk menghancurkan patung Merlion setinggi 37 meter di jantung Sentosa itu akan dimulai pada akhir tahun, yakni ketika pembangunan proyek Sentosa Sensoryscape senilai SD90 juta (Rp908 miliar) dimulai.

Proyek jalan raya yang akan dibangun membutuhkan area seluas lima setengah lapangan sepak bola atau 30.000 meter persegi. Jalan raya baru tersebut akan menghubungkan Resorts World Sentosa (RWS) yang menghadap daratan dengan pantai-pantai di selatan, dan mengganti jalan setapak yang ada.

Manajemen Sentosa Development Corporation (SDC) mengatakan titik look-out, fitur air, dan elemen arsitektur lainnya yang akan dibangun akan menciptakan pengalaman multi-indera bagi pengunjung yang berjalan-jalan di pulau itu.

Proyek Sentosa Sensoryscape dijadwalkan rampung tahun 2022. Proyek ini akan menandai tonggak pertama cetak biru kedua pulau, yang akan diluncurkan secara bertahap selama dua hingga tiga dekade mendatang.

Rincian Rencana Induk Sentosa-Brani, yang diumumkan oleh Perdana Menteri Lee Hsien Loong dalam pidatonya di National Day Rally bulan lalu, terungkap pada konferensi media di Sentosa, hari Jumat.

Menurut SDC, kedua pulau akan dibagi menjadi lima zona, mengambil karakter lebih santai dan jauh dari perkotaan.

Zona Vibrant Cluster akan membentang di kedua pulau dan dilengkapi dengan atraksi berskala besar. Island Heart akan menampilkan hotel, ruang konferensi, restoran, serta gerai ritel. Sedangkan zona Waterfront di Pulau Brani akan diisi oleh Discovery Park.

Zona Ridgeline akan menghubungkan ruang hijau dari Gunung Faber ke Gunung Imbiah, menampilkan atraksi alam dan warisan budaya. Sementara pantai Sentosa akan diremajakan dengan menampilkan pertunjukan air, arena bermain, serta objek wisata lain di zona Beachfront.

Pulau Brani dengan luas 1,22 kilometer persegi atau sekitar seperempat ukuran Pulau Sentosa saat ini dijadikan terminal pelabuhan. Terminal itu nantinya akan dipindah ke Tuas pada 2027, bersama dengan terminal di Keppel dan Tanjong Pagar.

CEO SDC Quek Swee Kuan mengatakan, pulau-pulau tersebut akan dihubungkan dan terintegrasi, sehingga diharapkan mampu meningkatkan daya tarik pengunjung.

Sementara itu patung Merlion terakhir akan dibuka untuk umum pada 20 Oktober. Empat restoran dan toko di sekitarnya akan ditutup mulai 21 Oktober. Penghancuran patung Merlion akan dilakukan bergantung pada dimulainya pekerjaan proyek.

Menurut Quek, Pulau Sentosa sukses merebut hati para turis. Sejak dibangun pada 1995, jumlah pengunjung pulau itu antara 4 juta sampai 6 juta per tahun. Sementara pada 2018, jumlahnya meroket menjadi lebih dari 19 juta.

Singapura, lanjut dia, harus melakukan sesuatu untuk menampung pengunjung yang jumlahnya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Dibutuhkan akses jalan lebih luas, dan Sensoryscape akan menggandakan kapasitas pejalan kaki dibandingkan dengan saat ini.

"Kami tidak akan merelokasi patung Merlion karena ukurannya (sangat besar), tapi kami sedang mempertimbangkan cara untuk mengenangnya," kata Quek, seperti dikutip The Straits Times, Sabtu (21/9/2019). Dia menambahkan, pihaknya mempertimbangkan untuk membuat ikon baru untuk Pulau Sentosa.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.0440 seconds (0.1#10.140)