Orangutan di Batang Toru Tapsel Berpotensi Lakukan Perkawinan Sedarah
A
A
A
YOGYAKARTA - Perwakilan Center for Orangutan Protection (COP) Indira Nurul Qomariyah mengatakan habitat Orangutan di Tapanuli Selatan terancam keberadaanya.
Ini terkait rencana pembangunan PLTA di Batang Boru, di Tapanuli Selatan (Tapsel) Sumatera Utara. (Baca juga: Ancam Keberadaan Habitat Orangutan, COP: Kami Tolak Rencana Pembangunan PLTA Batang Toru)
Indira menjelaskan jika Orangutan terancam keberadaannya maka akan menjadi terisolir. Jika itu terjadi dikhawatirkan akan terjadi inbreeding atau perkawinan sedarah orangutan.
"Bila ini terjadi keturannnya kemungkinan cacat dan mudah terserang penyakit. Sehingga rentan terhadap kepunahan," kata Indira
Pendiri COP, Hardi Baktiantoro menambahkan, selain akan memisahkan habitan Orangutan Tapanuli, pembangunan PLTA di Batang Boru, tentunya juga akan diikuti pembangunan inftasruktur lainnya seperti jalan dan terowongan sebagai koridor. Sehingga keberadaannya bukan hanya akan menganggu habitan Orangutan, namun juga memudahkan orang untuk memburunya. Termasuk akan terjadi konflik sosial, terutama jika makanan di tempat Orangutan habis akan masuk ke pemukiman warga.
“Karena itu kami menyerukan perlindungan Orangutan Tapanuli. Yaitu dengan tidak membangun PLTA di titik habitat maupun cagar alam di Batang Boru,” tambahnya.
Ini terkait rencana pembangunan PLTA di Batang Boru, di Tapanuli Selatan (Tapsel) Sumatera Utara. (Baca juga: Ancam Keberadaan Habitat Orangutan, COP: Kami Tolak Rencana Pembangunan PLTA Batang Toru)
Indira menjelaskan jika Orangutan terancam keberadaannya maka akan menjadi terisolir. Jika itu terjadi dikhawatirkan akan terjadi inbreeding atau perkawinan sedarah orangutan.
"Bila ini terjadi keturannnya kemungkinan cacat dan mudah terserang penyakit. Sehingga rentan terhadap kepunahan," kata Indira
Pendiri COP, Hardi Baktiantoro menambahkan, selain akan memisahkan habitan Orangutan Tapanuli, pembangunan PLTA di Batang Boru, tentunya juga akan diikuti pembangunan inftasruktur lainnya seperti jalan dan terowongan sebagai koridor. Sehingga keberadaannya bukan hanya akan menganggu habitan Orangutan, namun juga memudahkan orang untuk memburunya. Termasuk akan terjadi konflik sosial, terutama jika makanan di tempat Orangutan habis akan masuk ke pemukiman warga.
“Karena itu kami menyerukan perlindungan Orangutan Tapanuli. Yaitu dengan tidak membangun PLTA di titik habitat maupun cagar alam di Batang Boru,” tambahnya.
(vhs)