Somasi Terhadap Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto Dinilai Menyesatkan

JAKARTA - Wakil Ketua Bakumham DPP Partai Golkar Muslim Jaya Butarbutar mengaku heran adanya somasi kepada Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto yang dilakukan oleh segelintir pengurus pleno DPP Partai Golkar.

Somasi itu dinilai tak elok, tendensius, tidak pada tempatnya dan cenderung subjektif yang berlebihan. Somasi tersebut sangat membingungkan karena menyebut penyebab utama keterpurukan Partai Golkar adalah ketua umum.

“Justru yang menjadi pertanyaan apanya yang terpuruk? Toh ternyata perolehan kursi golkar pada pileg 2019 lalu berada di urutan kedua. Apalagi pileg 2019 lalu sangat kompleks dengan segala macam persoalan. Belum lagi sistem pemilu serentak antara pilpres dan pileg yang tentu sangat menguntungkan bagi partai yang mengusung calon presiden berasal dari partainya,” kata dia, Kamis (19/9/2019).

Dia menambahkan kawan-kawan pengurus pleno DPP Partai Golkar sebetulnya sangat memahami kondisi tersebut. Apalagi Airlangga Hartarto secara de facto menahkodai Partai Golkar disaat terpuruk diterpa badai kasus Setya Novanto.

Praktis dalam kurun waktu 1 tahun lebih waktu yang digunakan Airlangga Hartarto untuk menakodai Partai Golkar melewati badai.

“Sehingga rasanya terlalu berlebihan dan sangat tidak adil jika kawan - kawan sebagian pengurus pleno menyebut keterpurukan Golkar karena Ketum Airlanga Hartarto. Somasi demikian saya bisa sebut somasi yang menyesatkan dan tidak lucu,” ujarnya.

Terkait rapat pleno DPP Partai Golkar yang dituntut kawan- kawan pengurus pleno, pada waktunya akan digelar. Saat ini, kata dia, biarkan dulu DPP Partai Golkar melakukan tugasnya menyelesaikan alat kelengkapan dewan dari tingkat provinsi dan kabupaten/ kota yang saat ini sedang berproses.

“Seharusnya teman-teman pengurus pleno yang melakukan somasi menyadari itu,” sebutnya.