Selamatkan Orangutan, Pembentukan dan Pelatihan Kader Konservasi Diefektifkan

Selasa, 07 Mei 2019 - 13:28 WIB
Selamatkan Orangutan, Pembentukan dan Pelatihan Kader Konservasi Diefektifkan
Peserta pelatihan konservasi memiliki program untuk menjaga konektifitas habitat yang sudah terpisah sebelum PLTA Batang Toru mulai dibangun. Foto/SINDOnews/Zia Nasution
A A A
TAPANULI SELATAN - Komitmen perusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara (Sumut) untuk melindungi Orangutan Tapanuli, tak perlu diragukan lagi. Saat ini manajemen perusahaan sudah membentuk dan melatih kader konservasi. Program yang didukung Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Wilayah V Sumatera Utara dengan melibatkan 7 desa di Kecamatan Sipirok dan Marancar.

"Kegiatan ini merupakan salah satu upaya konkret dalam membantu melestarikan spesies orangutan yang berada di ekosistem Batangtoru. Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan masyarakat dalam melindungi keberlangsungan hidup orangutan di Batangtoru. Masyarakat sudah memiliki kearifan lokal mengenai orangutan yang mereka dapatkan secara turun-menurun," ujar Chief of Communications and External Affairs PT North Sumatera Hydro Energy (NSHE) Firman Taufick, didampingi Senior Advisor on Environment and Sustainability PT NSHE Agus Djoko Ismanto, Senior Riset Aksi Selamatkan Batangtoru Koesnadi Wirasapoetra dan Staf Seksi Bidang III Wilayah V BBKSDA Sumatera Utara M Nasir Siregar.

Penguatan pemahaman dan keterampilan masyarakat, kata Firman, akan menjadi langkah awal PLTA Batang Toru bersama pemerintah dan masyarakat membentuk kader-kader konservasi berbasis masyarakat. "Kader-kader konservasi ini diharapkan siap dan kemudian menjadi satuan tugas (Satgas) konservasi yang terlegitimasi pemerintah. Kami percaya bahwa masyarakat harus dijadikan elemen penting perlindungan orangutan karena merekalah yang dari hari ke hari berinteraksi dengan orangutan," ujar Firman.

Agus Djoko Ismanto menjelaskan, PLTA Batang Toru telah melakukan tindakan mitigasi terhadap potensi dampak yang mungkin timbul akibat pembangunan proyek. ESIA (Environmental Social and Impact Assessment) merupakan salah satu studi yang menjadi acuan bagi PLTA untuk menjalankan konservasi sumberdaya alam yang disebut sebagai Biodiversity Action Plan.

"Langkah-langkah mitigasi telah dimulai sejak sebelum dilakukan pembukaan lahan untuk memastikan tidak ada orangutan yang terluka maupun terisolasi. Hasilnya zero accident, semua tindakan mitigasi PLTA Batang Toru dilakukan dengan koordinasi dan pengawasan BBKSDA Sumatera Utara dan dilakukan kerja sama dengan LSM setempat. Kami bersama-sama melakukan pemantauan keberadaan satwa karena harus dilindungi agar tidak terluka selama pengerjaan PLTA Batang Toru," ujar Agus.

Lebih lanjut Agus mengatakan, PLTA Batang Toru juga memiliki program untuk menjaga konektifitas habitat yang sudah terpisah sebelum PLTA Batang Toru mulai dibangun, di antaranya dengan menjaga dan mengamankan koridor alamiah, membangun jembatan arboreal, menanam pohon-pohon pakan dan mendukung rencana pemerintah dalam pembangunan koridor yang menghubungkan 2 blok habitat orangutan.
(boy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.5296 seconds (0.1#10.140)