Dukung Demonstran, Para Siswa Bentuk Rantai Manusia di Seluruh Hong Kong

Senin, 09 September 2019 - 13:41 WIB
Dukung Demonstran, Para Siswa Bentuk Rantai Manusia di Seluruh Hong Kong
Para pelajar membentuk rantai manusia di sebuah distrik di Hong Kong, Senin (9/9/2019). Aksi itu untuk mendukung para demonstran pro-demokrasi. Foto/REUTERS
A A A
HONG KONG - Ratusan siswa di sekolah menengah membentuk rantai manusia di distrik-distrik di seluruh Hong Kong pada Senin (9/9/2019) pagi.

Aksi para pelajar yang rata-rata mengenakan topeng dan seragam sekolah ini untuk mendukung para demonstran anti-pemerintah.

Mengutip laporan Reuters, dukungan diberikan para pelajar setelah demo pada akhir pekan kemarin kembali berakhir dengan bentrok antara para pengunjuk rasa dengan polisi antihuru-hara.

Stasiun-stasiun metro yang ditutup pada hari Minggu di tengah-tengah konfrontasi sudah dibuka kembali, meskipun suasana di pusat keuangan Asia itu tetap tegang.

Pemerintah Hong Kong memperingatkan pihak asing untuk tidak ikut campur soal urusan dalam negeri bekas jajahan Inggris itu setelah ribuan pemrotes meminta Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk membebaskan kota itu dari China.

Media pemerintah mengatakan Hong Kong adalah bagian yang tidak terpisahkan dari China dan segala upaya pemisahan diri akan dihancurkan.

Demo yang telah berjalan tiga bulan terakhir itu untuk memprotes RUU ekstradisi yang memungkinkan tersangka kriminal diekstradisi ke China untuk diadili dan dihukum di sana. Pemimpin Eksekutif Hong Kong Carrie Lam sudah mencabut RUU ekstradisi, namun para demonstran belum puas.

Para demonstran kini menuntut pembebasan semua yang ditangkap dan hak bagi orang-orang Hong Kong untuk memilih pemimpin mereka sendiri.

Joshua Wong, salah satu pemimpin gerakan "Payung" pro-demokrasi lima tahun lalu, dijadwalkan muncul di pengadilan pada hari Senin atas tuduhan melanggar syarat jaminan pembebasannya pada Agustus lalu. Dia ditangkap atas tuduhan menghasut dan berpartisipasi dalam majelis yang tidak sah.

Inggris menyerahkan Hong Kong kembali ke China pada tahun 1997 di bawah formula "satu negara, dua sistem" yang menjamin kebebasan warga yang tidak dinikmati di daratan China. Banyak warga Hong Kong takut Beijing mengikis otonomi tersebut.

Beijing membantah tuduhan mencampuri urusan pemerintah Hong Kong, namun menegaskan bahwa Hong Kong adalah urusan internal China. Pemerintah di Beijing mengecam demo di Hong Kong dan menuduh Amerika Serikat serta Inggris mengobarkan kerusuhan.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.5255 seconds (0.1#10.140)