Barista Starbucks di Philadelphia Menulis ISIS di Kopi Pelanggan Muslim

Jum'at, 06 September 2019 - 07:10 WIB
Barista Starbucks di Philadelphia Menulis ISIS di Kopi Pelanggan Muslim
Kedai Starbucks di Philadelphia, Amerika Serikat. Foto/REUTERS/Dominick Reuter
A A A
PHILADELPHIA - Niquel Johnson (40) pria Muslim yang mengenakan jubah tradisional Timur Tengah di kedai Starbucks di Philadelphia, Amerika Serikat terkejut setelah seorang barista menulis "ISIS" pada kopi yang dipesannya.

Tulisan tendensius itu terdapat di cangkir kopi. ISIS adalah singkatan dari Islamic State of Iraq and Syria, sebuah kelompok ekstremis yang melakukan banyak kebrutalan di Irak dan Suriah. Kelompok itu dipimpin Abu Bakr al-Baghdadi.

Kejadian tak mengenakkan itu dialami Johnson pada 25 Agustus lalu. Tulisan ISIS dia dapati setelah dia memberi tahu barista Starbucks bahwa namanya "Aziz".

"Abdul Aziz adalah nama yang biasa saya gunakan; itu artinya hamba Yang Mahakuasa," kata Johnson kepada NBC News. "Tapi saya menyingkatnya untuk mereka. 'Aziz' saja berarti perkasa," ujarnya, menggambarkan insiden baru-baru ini.

Sekitar 20 menit setelah mengambil minuman kopi Starbucks-nya, Johnson menyadari bahwa barista itu menuliskan "ISIS" di cangkirnya.

"Awalnya saya terkejut, dan kemudian marah karena saya merasa seolah-olah didiskriminasi," kata Johnson, yang dilansir Jumat (6/9/2019).

Namun, pihak Starbucks melalui seorang juru bicara mengatakan kepada NBC News bahwa insiden itu bukan hasil diskriminasi.

“Pelanggan mendekati dan memberikan nama Aziz. Si barista salah mengeja kata itu," lanjut juru bicara tersebut.

Johnson mengajukan keluhan resmi kepada pihak Starbucks pada hari Senin dan diberi tahu melalui email bahwa dia akan dihubungi dalam satu atau dua hari kerja. Namun dia mengaku perusahaan itu tidak pernah menghubunginya.

Juru bicara Starbucks memberikan cerita versi lain dengan mengklaim bahwa cabang kedai kopi setempat telah melakukan kontak dengan Johnson dan meminta maaf atas kesalahan tersebut.

Juru bicara Starbucks yang lain mengatakan bahwa manajer kedai cabang distrik setempat telah berbicara dengan seseorang yang mengaku sebagai keponakan Johnson. Namun, Johnson mengklaim bahwa tidak ada yang menghubungi keponakannya yang baru berusia 13 tahun.

Insiden ini terjadi lebih dari setahun setelah 8.000 lokasi Starbucks di seluruh AS ditutup untuk pelatihan anti-bias, yang didorong oleh penangkapan dua pria kulit hitam di sebuah Starbucks Philadelphia pada bulan April 2018. Para pria sedang menunggu teman mereka ketika mereka ditangkap setelah pemilik kedai kopi menganggap mereka ancaman.

"Anda akan berpikir mereka akan sedikit lebih sensitif dan pelatihan akan lebih baik," kata Johnson kepada NBC News.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8629 seconds (0.1#10.140)