Carrie Lam Bantah Dirinya Ingin Mengundurkan Diri dari Kepemimpinan Hong Kong

Selasa, 03 September 2019 - 14:17 WIB
Carrie Lam Bantah Dirinya Ingin Mengundurkan Diri dari Kepemimpinan Hong Kong
Pemimpin Hong Kong Carrie Lam membantah ingin mengundurkan diri. Foto/Istimewa
A A A
HONG KONG - Pemimpin Hong Kong Carrie Lam mengatakan tidak pernah mengajukan pengunduran diri. Pernyataan itu dikeluarkannya setelah rekaman audio pertemuannya dengan sekelompok pengusaha muncul.

Dalam rekaman audio yang didapatkan Reuters itu, Lam mengatakan ia akan mundur jika mempunyai pilihan.

"Saya tidak pernah mengajukan pengunduran diri kepada pemerintah pusat. Saya bahkan belum memikirkan untuk mengajukan pengunduran diri. Pilihan untuk tidak mengundurkan diri adalah pilihan saya sendiri," ujarnya dalam konferensi pers.

"Alasannya adalah saya percaya saya dapat memimpin tim saya untuk keluar dari jalan buntu ini," imbuhnya seperti dikutip dari The Guardian, Selasa (3/9/2019).

Meski tidak menyangkal soal kebenaran audio tersebut, Lam menyebut kebocoran itu sangat tidak pantas dan mengatakan sedang berusaha menawarkan perspektif seorang individu di mana pengunduran diri mungkin merupakan pilihan yang mudah.

“Tetapi saya mengatakan kepada diri saya berulang kali dalam beberapa bulan terakhir bahwa saya dan tim saya harus tetap membantu Hong Kong. Itu keputusan saya. Saya tahu ini tidak akan menjadi jalan yang mudah,” tegasnya.

Pernyataan Lam ini muncul kurang dari 24 jam setelah rekaman audio, yang diperoleh Reuters, bocor. Di dalamnya, kepala eksekutif dapat terdengar mengatakan dia sangat terbatas dalam menanggapi aksi protes massa yang dimulai pada Juni lalu atas proposal untuk memungkinkan ekstradisi ke daratan China.

Pernyataan itu menyatakan Beijing telah membatasi respons pemerintah Hong Kong terhadap protes massa berbulan-bulan, menjerumuskan wilayah semi-otonom ke dalam krisis politik terburuknya sejak dikembalikan ke kontrol China pada 1997.

Konferensi pers itu mengikuti aksi protes selama akhir pekan, dalam beberapa bentrokan paling intens dalam tiga bulan terakhir, dan di tengah boikot kelas yang terus-menerus dilakukan oleh mahasiswa dan siswa sekolah menengah.

Ketika protes berlanjut dengan sedikit tanda-tanda berhenti, pemerintah telah mengisyaratkan bahwa mereka dapat menerapkan peraturan darurat yang memberikan Lam kekuatan besar untuk memulihkan "ketertiban umum".

Lam menolak untuk mengesampingkan penggunaan hukum era kolonial, dengan mengatakan: "Sebagai pemerintah kita memiliki tanggung jawab untuk melihat apa yang kita miliki dalam hukum kita yang ada yang dapat menangani kerusuhan. Jika kekerasan itu tenang maka tidak perlu melakukan ini."
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.3251 seconds (0.1#10.140)