Satuan Tugas Yonif 713 Temukan Patok Batas Peninggalan Hindia Belanda di Skouw

Rabu, 28 Agustus 2019 - 08:07 WIB
Satuan Tugas  Yonif 713 Temukan Patok Batas Peninggalan Hindia Belanda di Skouw
Satgas Pamtas Yonif 713/ST menemukan patok batas peninggalan Belanda dengan Australia yang berada di sektor Utara Perbatasan RI-PNG. Foto: Ist
A A A
JAYAPURA - Satua Tugas (Satgas) Pamtas Yonif 713/ST menemukan patok batas peninggalan Belanda dengan Australia yang berada di sektor Utara Perbatasan RI-PNG.

Temuan ini setelah menempuh perjalanan yang cukup terjal dan menuruni tebing yang curam, saat melaksanakan patroli Patok Perbatasan Negara MM-1.

Dansatgas Yonif 713/ST Mayor Inf Dony Gredinand mengatakan, patroli Patok Perbatasan Negara RI-PNG yang dilaksanakan pada Rabu (22/08/2019) lalu itu dipimpin langsung dirinya bersama dengan para perwira Satgas.

"Pengenalan medan bagi kami sangatlah penting, sehingga sebagai Satgas yang baru bertugas menggantikan Yonif PR 328. Saat patroli Patok Perbatasan MM-1, selain anggota diajak juga beberapa perwira," ujarnya dalam rilisnya di Skouw, Jayapura, Selasa (27/8/2019).

Dony menjelaskan, patroli patok perbatasan merupakan salah satu tugas pokok yang mereka terima untuk memastikan apakah terdapat perubahan baik posisi maupun kondisinya.

"Ini penting. Selayaknya rumah kita, jika tidak pernah dibersihkan maka akan rusak atau hilang," tegasnya.

Untuk diketahui, selain Patok Perbatasan MM-1 yang berada di Sektor Utara Perbatasan RI-PNG, Satgas Pamtas Yonif 713 bertanggungjawab untuk mengawasi lima patok lainnya. "Keseluruhannya ada enam, yaitu patok MM-1, MM-2, MM-2.1, MM-2.2, MM-2.3, dan MM-3A," tukasnya.

Patok MM atau Monument Meridian adalah tugu veton bertuliskan nomor titik koordinat pada plat yang distempel sekitar 165 cm. Meski berjarak relatif dekat, karena perjalanan yang cukup terjal dan sulit, mereka baru tiba di lokasi setelah menempuh waktu sekitar 3 jam 45 menit.

"Saat menuju patok di pinggir laut, karena terjal dan curam, kami menuruni tebing dengan tali yang dilengkapi tali jiwa, selayaknya panjat tebing," jelas Doni.

Turun tebing dengan tali merupakan salah satu keterampilan prajurit. Meski tebing cukup curam, seluruh tim berhasil tiba di lokasi patok dengan aman.

Setelah tiba di lokasi, lanjut Dony, sambil istirahat mereka melaksanakan pembersihan di sekitar Patok Perbatasan MM-1.

"Kami tiba sekitar pukul 11:45 WIT, sehingga sambil menunggu tiba waktu salat zuhur, melaksanakan pembersihan sekitar patok," tuturnya.

Menurut Dony, keindahan alam di sekitar patok perbatasan yang berada di tepi laut itu mampu mengobati rasa letih dan lelah yang mereka rasakan.

"Saat perjalanan untuk kembali ke Kotis, sekitar 300 meter kami menemukan patok perbatasan peninggalan Belanda dan Australia yang berada di lereng tebing yang curam yang berhadapan dengan laut Pasifik," kata Dony.

Dikarenakan patok itu tidak menjadi tanggungjawab dan tidak terdata dalam data Satgas, maka temuan tersebut segera di laporkan ke pimpinan mereka yaitu Kodam XVII/Cen dan Korem 172/PWY.

"Patok tersebut dibuat oleh negara Belanda dan Australia pada tahun 1930, yang digunakan sebagai batas wilayah pendudukan dua negara tersebut. Saat ditemukan, patok yang diukur dengan metode astronomis itu, meski ditemukan dalam kondisi baik, namun brastablet-nya telah hilang," tutur Dony.

Untuk itu, pihaknya memplot dan diperoleh menggunakan koordinat UTM 499919.866 - 9712092.920. Selanjutnya, sebagai kelengkapan data telah kami dokumentasikan juga foto maupun video sebagai bahan laporkan ke komando atas.
(thm)
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.4014 seconds (0.1#10.140)