Kurang Sehat, Bayi Orangutan Masih Direhabilitasi di Sibolangit
A
A
A
DELISERDANG - Seekor bayi orangutan yang dievakuasi Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dari Desa Teladan Jaya Kecamatan Babahrot,Aceh Barat Daya, masih menjalani proses rehabilitasi di Sibolangit, Deliserdang.
Dokter Hewan Senior YEL-SOCP, drh Yenny Saraswati menjelaskan proses rehabilitasi dilakukannya mengingat bayi orangutan itu masih membutuhkan asupan gizi setelah terpisah dari induknya. Bayi orangutan itu dievakuasi dalam keadaan perut kembung dan mengalami bersin-bersin.
"Bayi orangutan itu masih menjalani perawatan dj Pusat Rehabilitasi dan Karantina Program Konservasi Orangutan Sumatera (SOCP) di Sibolangit. Kondisinya secara berangsur mulai membaik," terangnya, Jumat (23/8/2019).
Dikatakan Yenny, pihaknya masih terus memantau kondisi kesehatan bayi orangutan tersebut. Pemeriksaan kesehatan lanjutan dan perawatan intensif akan terus dilakukan mengingat orangutan tersebut masih tergolong bayi.
"Secara kondisi alamiah, bayi orangutan itu seharusnya masih sangat bergantung pada induknya. Bayi orangutan itu masih sangat membutuhkan susu, asupan gizi dari induknya. Sehingga dibutuhkan asupan gizi lain sebagai pengganti," ungkapnya.
Diketahui, bayi orangutan itu dievakuasi BKSDA dan Yayasan Ekosistem Lestari (YEL) dari
Desa Teladan Jaya Kecamatan Babahrot Kabupaten Aceh Barat Daya, Selasa (20/8/2019). Bayi orangutan itu diserahkan warga dalam kondisi kurang sehat.
"Setelah kondisi bayi orangutan ini membaik, rehabilitasi dan karantina dilanjutkan dengan proses adaptasi terhadap lingkungan baru, termasuk bergabung dengan orangutan lain yang ada di sana. Orangutan ini akan dilatih, sehingga bisa kembali kpada keahlian alaminya. Kemudian, bisa dikembalikan ke alam liar," pungkasnya.
Dokter Hewan Senior YEL-SOCP, drh Yenny Saraswati menjelaskan proses rehabilitasi dilakukannya mengingat bayi orangutan itu masih membutuhkan asupan gizi setelah terpisah dari induknya. Bayi orangutan itu dievakuasi dalam keadaan perut kembung dan mengalami bersin-bersin.
"Bayi orangutan itu masih menjalani perawatan dj Pusat Rehabilitasi dan Karantina Program Konservasi Orangutan Sumatera (SOCP) di Sibolangit. Kondisinya secara berangsur mulai membaik," terangnya, Jumat (23/8/2019).
Dikatakan Yenny, pihaknya masih terus memantau kondisi kesehatan bayi orangutan tersebut. Pemeriksaan kesehatan lanjutan dan perawatan intensif akan terus dilakukan mengingat orangutan tersebut masih tergolong bayi.
"Secara kondisi alamiah, bayi orangutan itu seharusnya masih sangat bergantung pada induknya. Bayi orangutan itu masih sangat membutuhkan susu, asupan gizi dari induknya. Sehingga dibutuhkan asupan gizi lain sebagai pengganti," ungkapnya.
Diketahui, bayi orangutan itu dievakuasi BKSDA dan Yayasan Ekosistem Lestari (YEL) dari
Desa Teladan Jaya Kecamatan Babahrot Kabupaten Aceh Barat Daya, Selasa (20/8/2019). Bayi orangutan itu diserahkan warga dalam kondisi kurang sehat.
"Setelah kondisi bayi orangutan ini membaik, rehabilitasi dan karantina dilanjutkan dengan proses adaptasi terhadap lingkungan baru, termasuk bergabung dengan orangutan lain yang ada di sana. Orangutan ini akan dilatih, sehingga bisa kembali kpada keahlian alaminya. Kemudian, bisa dikembalikan ke alam liar," pungkasnya.
(vhs)