Multaqo Ulama Serukan Umat Jaga Stabilitas Keamanan Usai Pemilu

Sabtu, 04 Mei 2019 - 14:24 WIB
Multaqo Ulama Serukan Umat Jaga Stabilitas Keamanan Usai Pemilu
Ketua Umum PBNU Prof Dr. Said Aqil Siraj saat menjadi pembicara pada Multaqo Ulama, Habaib dan Cendekiawan Muslim. Foto/SINDInews/Vitrianda
A A A
JAKARTA - Sekitar 1.500 lama sepuh, berbagai ormas, habaib, cendekiawan muslim dari seluruh daerah di Indonesia mengikuti Multaqo Ulama, Habaib dan Cendekiawan Muslim.

Kegiatan ini diinisiasi oleh ulama sepuh KH. Maimun Zubair dan Habib Luthfi bin Yahya dan berlangsung di Ball Room Hotel Kartika Chandra Jakarta, Jumat (3/5/2019) malam.

Di antara tokoh dan ulama yang hadir yakni KH Maimun Zubair, Habib Lutfi bin Yahya, Prof Dr. Said Aqil Siraj, TG Turmudi Badarudin, KH Anwar Iskandar, dan lain sebagainya. Acara juga di isi dengan diskusi panel dari para cendekiawan muslim seperti Prof Dr Nasaruddin Umar, Prof. Maskuri Abdulillah, KH Masdar F Mas'udi, Habib Salim Jindan, dan lain-lain. Bertindak sebagai moderator adalah Dr Najib Burhani.

KH. Manarul Hidayat mengatakan,Multaqo Ulama, Habaib dan Cendekiawan Muslim mengajak umat menjaga stabilitas keamanan dan menghindari aksi-aksi inskontitusional pasca Pemilu Raya 2019. Apalagi stabilitas keamanan sangat erat hubungannya dengan keimanan. Ketika keimanan lenyap, keamanan akan tergoncang.

"Karena itu, umat Islam berkewajiban ikut terus aktif dan proaktif menjaga keamanan negara," ujarnya.

Sementara itu Juru Bicara (Jubir) Multaqo, Ust. M. Najih Arromadloni mengatakan, para ulama, habaib, dan cendekiawan muslim perlu terus menjadi garda terdepan dalam membangun baldatun tayyibatun wa rabun Ghafur. Oleh karena itu, lanjut Najih, jika dikaitkan dengan permasalahan pemilu, ulil amrinya adalah KPU ( Komisi Pemilihan Umum), Bawaslu, dan MK.

"Seluruh umat Islam wajib taat kepada keputusan KPU, BAWASU dan MK jika menyangkut masalah hasil pemilu, karena mereka adalah lembaga Negara yang diberi wewenang berdasarkan UU untuk menyelenggrakan pemilu dan mengumumkan hasilnya. Sebaiknya umat Islam menghindari tindakan yang mengarah kepada bughat," tegasnya.

“Ketaatan di sini bisa bermakna teguh menempuh jalur konstitusional. Prinsip ketaatan ini untuk menjaga kelangsungan sistem sosial agar tidak terjadi anarki,” tambahnya.

Karena itu, sambung Najih, pasca pemilu dan menyambut bulan Ramadhan ini, pihaknya menyampaikan beberapa poin penting dari Multaqo alim ulama. Multaqo alim ulama menghimbau ummat Islam untuk bersama-sama mewujudkan stabilitas keamanan, perdamaian, dan situasi yang kondusif, dengan mengedepankan persamaan sebagai ummat manusia yang saling bersaudara satu sama lain.

"Sehingga, kita selama dan sesudah ramadhan akan mampu menjalankan ibadah dengan kualitas yang lebih baik, disertai keberkahan dari Allah SWT," tegasnya.

Dalam kesempatan Najih juga mengajak seluruh ummat islam di Indonesia untuk menghindari dan menangkal aksi-aksi provokasi. Selain itu, multaqo juga mengajak seluruh ummat islam di indonesia untuk tidak terpancing dalam melakukan aksi-aksi inkonstitusional. Karena hal tersebut akan sangat mengganggu berlangsungnya ibadah di bulan suci Ramadhan.

"Bahkan dapat menghilangkan pahala berpuasa di bulan ramadhan yang dilipatgandakan oleh Allah SWT,” pungkasnya.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.2071 seconds (0.1#10.140)