Pasca-Pilpres 2019, Perlu Digelar Rekonsiliasi Ulama Demi Kesejahteraan Bangsa dan Umat

Sabtu, 17 Agustus 2019 - 22:45 WIB
Pasca-Pilpres 2019, Perlu Digelar Rekonsiliasi Ulama Demi Kesejahteraan Bangsa dan Umat
Tokoh ulama asal Kalimantan Selatan Habib Sayyid Abdul Qadir Thoha Baaqil (Foto/SINDOnews)
A A A
JAKARTA - Tokoh ulama asal Kalimantan Selatan Habib Sayyid Abdul Qadir Thoha Ba'aqil menyarankan adanya rekonsilasi antar ulama pasca Pilpres 2019.

Habib Qadir mengatakan, saat Pilpres 2019 tidak dapat dipungkiri bahwa terjadi dua kubu dukungan yang saling berseberangan yakni kubu 01 dan 02. Termasuk juga dukungan dari para ulama untuk kedua pasangan itu.

Nah, kata dia, setelah Pilpres 2019 selesai dan sudah ditetapkan presiden-wakil presiden terpilih ditambah lagi sudah terjadinya pertemuan atau rekonsiliasi antara Jokowi dengan Prabowo Subianto, maka seharusnya juga dilakukan rekonsilasi antar ulama.

"Saya pikir ini sangat diperlukan, sehingga para ulama, para umat Islam kembali bersatu kemebali tanpa harus dibedakan organisasi keagamaan. Sebagai mayoritas sudah saatnya umat Islam berperan kemajuan Indonesia," kata dia di Jakarta, Jumat (16/8/2019)

Jadi intinya rekonsiliasi itu adanya silahturahmi yang menjadi cara menyatukan kembali dan bisa menyelesaikan segala macam persoalan yang paling berat sekalipun.

Habib Qadir, saapan akrab Sayyid Abdul Qadir Thoha Ba'aqil memaparkan, dengan silaturahim antar ulama dan dilanjutkan dengan silaturahmi ulama - dengan pemerintah maka umat akan merasakan bahwa negara hadir.

Langkah positif tersebut harus digerakan negara atau pemerintah agar hubungan pemerintah dengan rakyat manapun bisa terwujud. Jalinan hubungan tersebut juga tidak hanya terbatas kepada umat Islam saja tapi seluruh rakyat yang ada di Indonesia.

"itu dilakukan agar tidak ada lagi pembatas atau sekat antar kelompok satu dengan kelompok lain," tandasnya.

Habib Qadir mengungkapkan, silaturahmi antar ulama dan berlanjut silaturahmi ulama - negara untuk membicarakan titik temu persamaan. Bukan membicarakan perbedaan. Karena jika perbedaan yang selalu dipermasalahkan maka akan menjadi masalah yang sangat besar.

Tapi jika perbedaan tersebut dicari persamaannya maka otomatis perbedaan tersebut bukan dipandang sebagai masalah. Sehingga perbedaan akan menjadi rahmat bagi Indonesia.

"Semua perbedaan yang ada, saya yakin kalau bisa bertemu akan mengarah kepada satu tujuan yang sama yaitu kemajuan Indonesia. Persamaan itu akan menjadi semangat perjuangan terutama untuk kesejahteraan bagi semua rakyat," tandasnya.

Habib Qadir memprediksi silaturahmi antar ulama dan berlanjut ulama - pemerintah bisa segera terwujud. Apalagi tujuan silaturahmi sangat mulia yakni demi kesejahteraan umat dan seluruh rakyat Indonesia. Oleh karena itu dalam silaturahmi antar ulama dan berujung ulama - pemerintah tersebut harus melibatkan semua pihak yang memang mempunyai visi dan misi untuk memajukan Indonesia.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.9648 seconds (0.1#10.140)