Soal Kursi Ketua DPR, Megawati Tak Mau Ditipu Lagi

Jum'at, 09 Agustus 2019 - 10:50 WIB
Soal Kursi Ketua DPR, Megawati Tak Mau Ditipu Lagi
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri dalam pembukaan Kongres V PDI Perjuangan (di Grand Inna Bali Beach Hotel, Kamis (8/8/2019). Foto/SINDOnews/Abdul Rochim
A A A
DENPASAR - Ketua Umum (Ketum) DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menyampaikan kekesalannya terhadap manuver partai-partai politik di DPR.

Ini dilontarkan Megawati mengenai kursi ketua DPR yang menjadi hak PDIP. Awalnya Megawati bercerita bagaimana dirinya mendampingi Puan Maharani, putrinya, yang maju sebagai caleg pada Pemilu 2019 saat berkampanye di Jawa Tengah.

Provinsi itu selama ini dikenal sebagai kandang banteng. Dalam pemilu lalu Puan dijadikan pengampu pemenangan untuk wilayah itu, khususnya di dapil Jateng V. Saat berkampanye, Megawati bertemu dengan kader banteng dan bertanya jawab.

“Tahu siapa dia ini? Dijawab ‘Mbak Puan’. Iya, siapa dia? ‘Anak Bu Mega’. Mesti ya dapat suaranya 500.000. Akhirnya menang deh dia,” ungkap Megawati saat berpidato pada pembukaan Kongres V PDIP di Grand Inna Bali Beach Hotel, Sanur, Bali, kemarin. Setelah terdiam, Megawati kembali bicara .

Kali ini mengarah kepada Airlangga. “Pak Airlangga, jangan mblenjani loh. MD3 loh,” tandas Megawati yang disambut tawa semua peserta. Yang dimaksud Megawati, sesuai dengan ketentuan UU MD3, parpol pemenang pemilu berhak mendapatkan kursi ketua DPR.

Pada 2014, PDIP menjadi pemenang pemilu, tetapi jatah kursi DPR melayang dan jatuh ke pelukan Golkar. “Zaman dulu kita dikibuli terus loh. Untung Bu Mega lapang dada. Katanya partai pemenang jadi Presiden RI, eh kue dipotong. Gile.

Ini Republik Indonesia yang kita cintai, gile deh,” ungkap Megawati. Yang dimaksud Megawati adalah nasib dirinya setelah Pemilu 1999 lalu di mana PDIP sebagai pemenang pemilu, tetapi kursi presiden justru jatuh untuk KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Adapun Megawati hanya menjadi wakil presiden. Megawati mengaku dirinya kerap berdialog dengan arwah ayahnya, Soekarno, soal kesedihan ini. Dalam sanubarinya, Megawati mengaku berkata kepada ayahnya untuk menguatkannya agar terus bersabar.

“Kesabaran revolusioner. Hadiahnya sekarang dua kali menang pemilu. Mau tidak menang tiga kali?” tanyanya kepada kader PDIP yang dijawab serentak, “Mau.” “Itu namanya PDI Perjuangan. Gitu dong. Tapi aduh, jangan ditipu teruslah. Mabok.Inilah politik Indonesia, Pak Jokowi. Mentang-mentang aku perempuan, katanya tak bisa presiden perempuan. Tapi saya ini presiden kelima. Silakan tipu saya, bohongi saya, tak apa saya diam. Suatu saat kemenangan kita raih,” tandas Megawati.

Sementara itu Puan Maharani mengatakan bahwa mengenai kriteria siapa yang akan menduduki kursi ketua DPR, jika parameternya adalah track record atau pengalaman, dirinya memenuhi syarat.

“Kan Undang-Undang MD3 menyatakan partai pemenang pemilu yang akan menerima (kursi Ketua DPR) dan partai pemilunya pemilihan umum dari rakyat. Bahwa kemudian PDIP diberi alhamdulillah kepercayaan oleh masyarakat memenangi pemilu. Kalau ditanya kriteria berpengalaman di DPR, saya sudah punya pengalaman di DPR,” ungkapnya.

Tidak sekadar berpengalaman menjadi anggota DPR saja, tetapi Puan juga merupakan politikus peraih suara terbanyak secara nasional pada Pemilu 2019.

Maju sebagai caleg dari dapil Jateng V, putri Megawati Soekarnoputri ini berhasil meraup 404.304 suara. “Saya susah punya pengalaman di DPR, punya pengalaman suara terbanyak nasional, tapi bagaimana keputusannya , tungg u lagi bulan September,” ujarnya.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.5305 seconds (0.1#10.140)