TNI AL Lantamal I Belawan Sita Ayam Adu Selundupan Asal Thailand

Rabu, 07 Agustus 2019 - 17:02 WIB
TNI AL Lantamal I Belawan Sita Ayam Adu Selundupan Asal Thailand
Komandan Lantamal I Laksamana Pertama TNI Abdul Rasyid didampingi Kapolres Pelabuhan Belawan AKBP Ikhwan Lubis memberikan keterangan pers terkait penangkapan dua kapal pengangkut unggas selundupan asal Thailand, Rabu (7/8/2019).(Foto:SINDOnews/Ist)
A A A
BELAWAN - Tim Fleet One Quick Response (F1QR) Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) I Belawan, mengamankan kapal nelayan GT 8 dan GT 10, yang mengangkut unggas selundupan asal Thailand di perairan Aceh Tamiang, Provinsi Aceh.

Komandan Lantamal I Laksamana Pertama TNI Abdul Rasyid, mengatakan kedua kapal nelayan ditangkap pasa Minggu (4/8/2019). Sebelumnya, tim F1QR mendapat informasi yang kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan koordinasi dengan Posal Pangkalan Susu dan KRI Siada-862 yang sedang melaksanakan Operasi di Perairan Aceh untuk melakukan penyekatan di perairan Selat Malaka.

"Dari informasi yang diterima, petugas langsung sigap melakukan pengintaian dan mengamankan 2 ABK berinsial FH dan AA, dan dua kapal nelayan yang berisi unggas selundupan,ungkap Komandan Lantamal 1 Laksamana Pertama TNI Abdul Rasyid K,di Belawan, Rabu (7/8/2019).

Selain mengamankan 2 awak kapal, petugas menyita barang bukti 76 kotak berisi 88 ekor ayam adu dan burung tanpa dilengkapi dokumen resmi, yang kemudian digiring ke Pos TNI Angkatan Laut Pangkalan Susu dan dilanjutkan ke Mako Lantamal I Belawan untuk pemeriksaan. "Barang bukti akan kita titipkan ke Balai Besar Karantina Pertanian Belawan," ujarnya.

Dijelaskan Danlantamal, penyelundupan unggas jenis ayam adu menjadi tren, karena bernilai tinggi daripada penyelundupan bawang. Dari hasil pemeriksaan, untuk satu ekor ayam adu asal Thailand bernilai Rp10 juta hingga Rp15 juta per ekor. Bahkan, jika berkualitas bagus bisa dihargai Rp150 juta per ekornya.

Modus penyelundupan, sambungnya dilakukan transaksi di tengah laut. Jika barang-barang sudah sampai di gudang Seuruwey, maka di pemilik barang mengurus dokumen yang seolah-olah sah dari Karantina Hewan. "Modusnya mereka berupaya barang tiba di Belawan, lalu pemilik barang mengurus dokumen-dokumen yang seakan-akan sah dari instansi resmi," jelasnya.

TNI AL, sambung Danlantamal I Laksamana Pertama TNI Abdul Rasyid, tetap komitmen untuk memberantas tindak pidana paut, yakni penyelundupan. Dengan melakukan patroli baik melalui operasi intelijen maupun operasi laut dengan menggunakan KRI ataupun kapal patroli, Lantamal I akan selalu melakukan pengawasan di wilayah Selat Malaka yang disinyalir sampai saat ini masih banyak digunakan untuk penyelundupan komoditi luar ke Indonesia melewati jalur perairan.

“Daerah perbatasan negara sangat rawan dari berbagai macam penyelundupan, Keberhasilan F1QR Lantamal I dalam menggagalkan penyelundupan merupakan bentuk komitmen TNI AL dalam hal ini Koarmada I melalui Lantamal I dalam menegakkan hukum di laut,” terang Danlantamal I.
(zys)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1770 seconds (0.1#10.140)