Mau Ambil Rapor yang Disandera Sekolah, Guru dan Orang Tua Siswa Malah Saling Ngotot

Sabtu, 27 Juli 2019 - 07:36 WIB
Mau Ambil Rapor yang Disandera Sekolah, Guru dan Orang Tua Siswa Malah Saling Ngotot
Anaria Mendrofa siswi kelas XI SMK Negeri 2 Gunungsitoli saat hendak membayar uang komite sebagai syarat pengambilan rapor yang tersandera disekolah selama satu bulan lebih. (Foto/Imam Lase)
A A A
GUNUNGSITOLI - Aksi adu mulut mewarnai kedatangan Anaria Mendrofa siswi kelas XI SMK Negeri 2 Gunungsitoli dan orang tuanya saat membayar uang komite sebagai syarat pengambilan rapor yang tersandera di sekolah selama 1 bulan lebih.

Aksi adu mulut tersebut membuat para siswa berhamburan keluar ruangan dan jadi bahan tontonan, Jumat (26/7/2019).

Sonifati Mendrofa orang tua dari Anaria Mendrofa sempat mengamuk dan bersitegang dengan sejumlah petugas sekolah dikarenakan ucapan salah seorang oknum guru yang dianggap kurang bersahabat saat dirinya bersama anaknya tiba di sekolah.

Akibatnya, situasi belajar mengajar di SMK Negeri 2 Gunungsitoli sempat terhenti hingga 15 menit akibat kericuhan tersebut, sejumlah siswa dan siswi yang mendengar suara kericuhan berhamburan keluar ruangan. (Baca: Akibat Belum Bayar Uang Komite, Rapor Siswi SMK di Gunungsitoli Ditahan Pihak Sekolah)

Kedatangan Anaria Mendrofa bersama orangtuanya dan didampingi beberapa pemerhati pendidikan hendak mengantarkan 2 kardus hasil aksi kumpul koin untuk melunasi tunggakan uang komite selama 6 bulan sebesar Rp360.000.

Setiba di kantor guru, Sonifati bersama anaknya langsung menyerahkan kardus berisikan uang hasil penggalangan di jalan raya namun sempat ditolak oleh kepala sekolah sehingga kembali terjadi adu mulut.

Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Gunungsitoli Tedeus Ndruru berkilah bahwa uang tersebut tidak ada kaitan dengannya melainkan bendahara komite sekolah sehingga tidak berhak untuk menerima.

Meski demikian kardus yang berisikan uang hasil penggalangan yang terdiri dari uang recehan dan uang kertas langsung dihitung di meja kepala sekolah dan tampak Sonifati masih meluapkan kekesalannya kepada pihak sekolah.

Orangtua Anaria Mendrofa kecewa lantaran tidak dihargai kedatangan mereka dengan bertujuan menebus rapor yang sampai saat ini masih belum diberikan oleh pihak sekolah lantaran belum melunasi uang komite.

“Saya sangat kecewa dengan sejumlah guru SMK Negeri 2 Gunungsitoli karena tidak ada etika saat kami tiba di sekolah, bahkan terkesan mengusir padahal kami hanya ingin membayar tunggakan uang komite dan mau mengambil rapor yang sampat saat ini belum diberikan,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Gunungsitoli, Tedeus Ndruru membantah pihaknya menyandera rapar Anaria Mendrofa karena belum membayarkan uang komite. Pihaknya menuding Anaria saat pembagian rapor pada tanggal 15 Juni lalu belum hadir.

“Tidak ada kaitannya sangkutan yang belum dilunasi dengan rapor yang belum diambil oleh anaria mendrofa, saat pembagian rapor siswi tersebut belum masuk sekolah, dan uang yang dibebankan tersebut merupakan hasil kesepakatan pengurus komite dengan orangtua siswa sebagai uang sumbangan yang dibayarkan tiap bulan,” kilahnya.

Hingga saat ini, polemik penyanderaan rapor salah seorang siswa yang diduga dilakukan oleh pihak sekolah belum kunjung selesai, rapor yang ada di sekolah masih belum diserahkan kepada pihak orangtua Anaria Mendrofa sementara uang komite hasil penggalangan dengan turun ke jalan yang telah dibayarkan dibiarkan begitu saja di atas meja kepala sekolah.

Ironisnya, kutipan uang dengan dalih hasil kesepakatan komite dengan orangtua siswa sebagai uang sumbangan yang mesti dibayarkan tiap bulan oleh setiap siswa akan digunakan untuk pembayaran guru honorer dan bahkan beberapa guru PNS termasuk Kepala Sekolah mendapat bagian dari uang sumbangan tersebut.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.0864 seconds (0.1#10.140)