Foto Ibu Migran Memohon kepada Tentara untuk Masuk ke AS Jadi Viral

Jum'at, 26 Juli 2019 - 16:36 WIB
Foto Ibu Migran Memohon kepada Tentara untuk Masuk ke AS Jadi Viral
Seorang ibu asal Guatemala memohon kepada tentara agar diizinkan masuk ke AS. Foto/Reuters
A A A
MEXICO CITY - Sebuah foto yang memperlihatkan seorang ibu jongkok menangis sambil menggenggam tangan anaknya, memohon agar diizinkan masuk ke Amerika Serikat (AS) mendadak viral di medsos.

Foto tersebut menjadi sorotan tentang peran pasukan militer Garda Nasional Meksiko bermain dalam menahan migrasi, kebanyakan dari Amerika Tengah.

Lety Perez terlihat tengah jongkok, tangannya yang terkepal menutupi wajahnya yang tengah menangis. Tangannya yang lain terlihat mencengkeram lengan putranya berusia 6 tahun yang melotot menatap prajurit Garda Nasional Meksiko yang menghalangi mereka untuk menyeberang ke AS.

Nasib ibu dan anak yang telah menempuh jarak 2.410 km dari negara asalnya, Guatemala, ke kota perbatasan Ciudad Juarez yang berjarak beberapa meter dari AS diabadikan oleh fotografer Reuters Jose Luis Gonzalez.

"Wanita itu memohon dan memohon kepada Garda Nasional untuk membiarkan mereka menyeberang ... dia ingin menyeberang untuk memberikan masa depan yang lebih baik kepada putranya yang masih kecil Anthony Diaz," tutur Gonzalez seperti dikutip dari Reuters, Jumat (26/7/2019).

Gonzalez menuturkan ia tengah melakukan liputan hariannya di sepanjang dasar sungai kering Rio Grande yang memisahkan tempat asalnya Ciudad Juarez dari El Paso, Texas, ketika para penjaga menangkap beberapa migran, termasuk duo ibu dan anak, di jalan tanah yang berdebu dan kotor menghadap ke sungai. Di situlah Perez membuat permohonan sambil menangis.

"Wajahnya, itu cerminan kecil dari semua penderitaan migran," kata Gonzalez.

"Banyak orang menilai migran, tanyakan mengapa mereka tidak tinggal di negara mereka, mengapa mereka datang ke sini atau mengapa mereka menyeberang ke Amerika Serikat. Setiap migran memiliki cerita," tutur Gonzalez.

Menurut Gonzalez, prajurit yang mengenakan seragam gurun dan menenteng senapan serbu di bahunya mengatakan ia hanya mengikuti perintah. Tentara itu tidak mengungkapkan namanya.

Tentara itu tidak menunjukkan sikap agresi selama sembilan menit bertemu dengan Perez dan putranya.

Tiba-tiba, memanfaatkan kesempatan ketika prajurit yang siap berperang lengah, Perez menerjang semak yang tumbuh di sisi tepi sungai, menarik putranya. Mereka dengan cepat berlari menyeberang ke sisi lain sungai dan keluar dari yurisdiksi penjaga di mana agen Pabean dan Perlindungan Perbatasan AS menahan mereka.

Menanggapi permintaan informasi, seorang juru bicara mengatakan Kepabeanan dan Perlindungan Perbatasan AS tidak memiliki sumber daya yang diperlukan untuk melacak keberadaan Perez dan putranya saat ini.

Menurut juru bicara itu, berdasarkan pada rincian kasusnya, keduanya biasanya akan diproses di stasiun Patroli Perbatasan. Mereka kemudian diserahkan ke Kantor Imigrasi dan Bea Cukai, atau dimasukkan ke dalam program pemulangan beberapa migran ke Meksiko untuk menunggu sidang pengadilan AS.

Kemunculan foto tersebut memicu kritik terhadap perlakukan yang diterima terhadap migran selama tindakan keras yang dilakukan oleh pemerintah Meksiko.

"Sayang sekali, Meksiko seharusnya tidak pernah menerima ini," kata mantan Presiden Meksiko Felipe Calderon, yang me-retweet foto itu setelah diposting oleh mantan duta besar Meksiko untuk AS, Arturo Sarukhan.

Juru bicara Presiden Andres Manuel Lopez Obrador, Jesus Ramirez mengatakan, foto itu adalah contoh Garda Nasional melakukan tugasnya menjaga keamanan publik. Prajurit itu tidak menghalangi Perez untuk menyeberang, tetapi menasihatinya tentang bahaya melakukan hal itu.

"Penjaga memerangi kejahatan perdagangan orang dan melindungi hak asasi penduduk dan para migran yang melintasi negara," ujar Ramirez.

Seorang pejabat Garda Nasional mengatakan tentara itu mengajak Perez menghindari risiko menyebrangi sungai dengan anak di bawah umur.

Pada bulan Juni, Lopez Obrador mengatakan Garda Nasional tidak memiliki perintah untuk menahan migran yang melintasi perbatasan AS. Dia secara teratur menekankan bahwa tindakan keras tidak boleh melanggar hak.

Menurut data AS, kekhawatiran terkait migran di perbatasan selatan AS pada bulan Juni turun sekitar sepertiga menjadi sekitar 100 ribu. Ini terjadi setelah Meksiko mengerahkan sekitar 21 ribu tentara Garda Nasional ke perbatasannya, sebagian besar dari jajaran militer.

Trump pada hari Rabu lalu mengatakan bahwa Meksiko mungkin akan menempatkan lebih banyak pasukan ke perbatasan AS. Kementerian Luar Negeri Meksiko tidak segera menanggapi permintaan komentar.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.6402 seconds (0.1#10.140)