Industri Automotif Indonesia Semakin Kokoh

Jum'at, 26 Juli 2019 - 14:44 WIB
Industri Automotif Indonesia Semakin Kokoh
Hyundai mengungkapkan rencananya membangun pabrik di Tanah Air (Foto/KORAN SINDO).
A A A
JAKARTA - Posisi Indonesia sebagai basis produksi automotif kian kukuh. Teranyar, pabrikan mobil asal Korea Selatan (Korsel) yakni, Hyundai, mengungkapkan rencananya membangun pabrik di Tanah Air.

Kehadiran Hyundai tersebut melengkapi langkah rakassa automotif dunia yang sebelumnya telah menyatakan komitmennya menggelon torkandana triliunan rupi ah untuk membuat pabrik seperti di laku kan PT Toyota Motor Corp dan Volkswagen.

Komitmen Hyun dai disampaikan Executive Vice Chair man Hyundai Euisun Chung ke pada Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan, Jakarta, ke marin. Selain Eui sun Chung, tu rut dalam rombongan delegasi Hyundai antara lain President Hyundai Young Woon-kong, Executive Vice President Hyundai Hong-jae Park, dan Senior Vice President Young tack Lee.

Adapun Presiden Jokowi di dampingi Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Sekretaris Kabinet Pra mono Anung, dan Ke pala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Tho mas Lembong. “Tadi yang di bahas rencana investasi dari Hyundai Motors di Indonesia,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto seusai pertemuan.

Hanya, berapa nilai investasi yang bakal digelontorkan belum diungkapkan. Begitu pun di mana pabrik dimaksud akan di bangun, juga belum dipastikan. Menurut Airlangga, Hyundai masih melakukan proses studi, salah satunya meninjau beberapa kawasan untuk dijadikan pabrik.

“Jadi, investasi sedang dalam studi. Mereka sedang melakukan survei dari-pada kawas an,” ungkapnya. Pabrik yang akan dibangun diIndonesia akan memperkuat posisi negeri ini sebagai pengekspor kendaraan roda empat. Pasalnya, Hyundai berencana mengekspor 40% produksinya, sedang kan 60% untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik.

“Tentu Pak Presiden positif untuk menanggapi industri automotif, karena ini salah satu yang menjadi andalan untuk ekspor Indonesia ke depan,” imbuhnya. Selain menyampaikan rencana membangun pabrik, pimpinan Hyundai juga meminta du kungan pemerintah Indonesia, termasuk terkait fasilitas stax holiday .

Menurut Airlangga, pemerintah merespons positif permintaan tersebut. “Tax holiday sedang dibicarakan. Kemudian skema impor dengan beberapa negara. Kan kita sudah punya perjanjian perdagangan ASEAN-Korea, ASEAN-China, kemudian dengan Indi akan sedang dalam penjajakan. Itu juga disampaikan,” paparnya.

Selain itu, pertemuan juga membahas teknologi automotif masa depan seperti electricve hicle, fuel cell vehicle, autonomous vehicle. Bahkan, industri ini sedang mempertimbangkan untuk flying vehicle. Sebelumnya, Toyota Motor Corp (TMC) telah menyampaikan rencana menggelontorkan investasi baru senilai Rp28 triliun.

Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia Bob Azam menyebut, komitmen Toyota, Hyundai, dan lain-lain mengindikasikan principal automotif dunia melihat Indonesia sebagai kawasan yang di perhitungkan sebagai basis produksi mobil global.

“Ini karena posisi Indonesia berpeluang menjadi basis supply chain indus try automotif global,” tegasnya kepada KORAN SINDO kema rin. Untuk apa dana sebesar itu, Bob Azam belum bisa merinci. Namun, dia menggariskan bahwa Toyota akan fokus mengembangkan kendaraan berbasis elektrik di Tanah Air.

Investasi baru tersebut diperkirakan akan digunakan untuk membangun pabrik baru atau fasilitas produksi baru untuk mobil lis trik. Selain itu, juga untuk pengembangan fasilitas produksi komponen yang dibutuhkan oleh mobil listrik yang akan di produksi.

Raksasa automotif Jerman Volkswagen juga memastikan menghidupkan kembali fasili tas perakitan mobil di Cikam pek, Jawa Barat. “Untuk memproduksi varian Tiguan AllSpace,” ujar Chief Operating Officer PT Garuda Mataram Motor Jonas Chendana kepada KORAN SINDO kemarin. PT Garuda Mataram Motor meru pa kan Agen Pemegang Merek Volkswagen (VW) di Indonesia.

Menurut Jonas, perekonomian Indonesia yang membaik membuat pihaknya melakukan pengembangan fasilitas produksi. Ditambah, tren pasar Indonesia yang bergeser ke arah mobil de ngan kapasitas tujuh penumpang menjadi peluang bagi Volks wagen.”Tentunya ini adalah momen sangat berharga buat VW, karena kami kembali menyodorkan produk yang di rakit bangsa kita sendiri,” tegas Jonas.

Rencananya, produksi perdana Tiguan AllSpace akan dilakukan bulan depan. Diharapkan momentum tersebut menjadi kebangkitan VW di Indonesia, sehingga nantinya bisa di laku kan kegiatan produksi secara penuh dan tidak hanya merakit.

Volkswagen Tiguan AllSpace menggunakan plat form MQB (Mo dular Transverse Matrix), dengan dimensi yang lebih besar, plus jarak sumbu roda 77 mmlebih panjang dibandingkan generasi sebelumnya. Selain itu, Tiguan AllSpace memiliki kabin yang lebih luas, dan memiliki kepraktisan istimewa yakni baris kedua dan ketiga jika di lipat me miliki desain yang sa ma datar.

“Kedepan, tentunya kami sedang melihat peluang untuk model lain di produksi di Indonesia,” tegas Jonas. Ekonom Indef Ahmad Heri Fir daus merespons positif rencana Hyundai membuat pabrik di Indonesia. Namun, dia berharap untuk memaksimalkan keuntungan yang diterima Indonesia, Hyundai juga melakukan kerja sama dengan produk lokal.

“Supaya berdampak yang lebih optimal terhadap penciptaan lapangan pekerjaan, optimalisasi nilai tambah, penerimaan negara,” jelasnya. Terkait insentif fiskal, menurut dia memang perlu diberi kan bagi investor. Namun, hal itu perlu dihitung kembali apa kah insentif fiskal ini memiliki banyak manfaat untuk pemasukan negara.

Dia menekankan in sentif fiskal yang diberikan ha rus benar-benar sesuai de ngan kebutuhan industri dan yang bisa meningkatkan efisiesi. Sementara itu, SVP Chief Eco nomist BNI Kiryanto menilai rencana Hyundai menggelontorkan dana ke Indonesia untuk membuat pa brik sebagai kabar baik.

Menurut dia, hal tersebut mencerminkan prospek in vestasi yang baik sehingga ber potensi mendorong pertumbuhan ekonomi dari sisi pembentukan modal tetap bruto. “Hal ini juga bisa me narik minat investor lainnya untuk masuk ke Indonesia,” ujar dia di Jakarta kemarin.

Kehadiran modal asing juga memilik dampak pengganda yang bagus karena membuka lapangan kerja, menekan jumlah pengangguran, dan mendorong tingkat konsumsi masyarakat. “Permintaan kredit pun bisa terdorong naik,” ungkapnya.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8446 seconds (0.1#10.140)