Cuaca Panas, Kebun Binatang Belgia Berikan Es Batu untuk Harimau

Kamis, 25 Juli 2019 - 13:28 WIB
Cuaca Panas, Kebun Binatang Belgia Berikan Es Batu untuk Harimau
Pihak kebun binatang Belgia memberika es batu kepada harimau peliharaannya saat gelombang panas mencetak rekor tertinggi di Eropa. Foto/Ilustrasi/Istimewa
A A A
BRUSSELS - Kebun binatang (bonbin) Belgia memberi makan ayam dalam es batu raksasa ke harimau peliharaan mereka. Itu dilakukan di tengah gelombang panas memanggang Eropa dan mencatat rekor suhu terpanas.

Pihak kebun binatan Pairi Daiza, sebuah kebun binatag di Belgia barat, para penjaganya member makan ayam di dalam es batu untuk harimau. Mereka juga memberikan semangka, yang juga terbungkus es, untuk beruang mereka. Para pengunjung juga mendapatkan sebotol air gratis.

"Kami membuat gua-gua dengan AC di dalam untuk panda, karena mereka yang paling rentan terhadap cuaca panas seperti ini, tetapi mereka masih lebih suka tinggal di luar, karena mereka menyukai ruang terbuka," ujar juru bicara pihak kebun binatang Mathieu Goedefroy seperti dilansir dari Reuters, Kamis (25/7/2019).

Sejumlah anak-anak yang tengah berlibur tampak bermain air mancur. Sementara para orang dewasa berenang dan menikmati es krim.

"Ini adalah hal terbaik yang bisa terjadi," kata seorang warga Munich, Manuela Lukas.

"Menyedihkan, musim dinginnya sangat panjang dan di Jerman juga tidak begitu indah, jadi kamu harus memanfaatkannya dan nikmati saja," imbuhnya.

Sementara itu Bruneau Etienne, Presiden federasi peternakan lebah Belgia CARI, mengatakan lebah berada di bawah ancaman karena pada suhu yang berlebihan, mereka lebih suka tinggal di dalam sarang, yang berarti mereka tidak mengumpulkan serbuk sari dan berisiko mengalami dehidrasi.

"Jika situasinya berlanjut, koloni lebah akan mati," katanya.

Untuk diketahui, Belgia mencatat rekor suhu terpanas pada Rabu kemarin yang mencapai 39,9 C. Rekor suhu panas sebelumnya yaitu 36,6 C yang tercatat pada Juni 1947 dalam catatan yang berasal dari tahun 1833. Hal itu diungkapkan Kepala Perkiraan Cuaca pada Institut Meteorologi Kerajaan David Dehenauw.

Lembaga itu pada Selasa kemarin telah mengeluarkan peringatan "kode merah" pertama - sistem yang telah digunakan selama 20 tahun - mendesak masyarakat untuk minum banyak air putih dan menjauhkan diri dari sinar matahari.

Para ahli iklim mengatakan gelombang panas akan menjadi lebih sering sebagai akibat dari pemanasan global.

"Dengan perubahan iklim lebih lanjut, ada kemugkinan 50% memiliki musim panas yang panas di masa depan. Itu mirip dengan mengatakan bahwa musim panas normal di masa depan akan sepanas musim panas terpanas kami hingga saat ini," kata Declan Finney, seorang peneliti di Universitas Leeds di Inggris.

Seorang ilmuwan penelitian iklim senior di Universitas Reading Inggris, Peter Innes mengatakan, frekuensi panas yang lebih besar baru-baru ini sejalan dengan ekspektasi tentang pemanasan global buatan manusia.

Dia merujuk pada sebuah penelitian yang mengamati gelombang panas Eropa tahun 2003 dan sebuah temuan bahwa pada pertengahan abad ke-21, hal ini bisa menjadi sesuatu yang umum.

"Diperkirakan sekitar 35.000 orang meninggal akibat gelombang panas Eropa pada tahun 2003, jadi ini bukan masalah sepele," katanya.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1265 seconds (0.1#10.140)